1
1

Perlambatan Ekonomi Global Berpotensi Turunkan Kinerja Underwriting di Asuransi, Mengapa?

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Perlambatan ekonomi global yang telah diantisipasi dapat membuat perusahaan asuransi kembali ke skenario stagflasi di 1970-an yang menurunkan kinerja underwriting. Hal ini berpotensi menyebabkan kemunduran pada likuiditas, modal, dan ekuitas pemegang saham perusahaan asuransi.

Kepala ekonom Swiss Re Institute (SRI) untuk Asia Pasifik John Zhu memperingatkan perusahaan asuransi berada di titik krusial, yang membutuhkan penyesuaian strategis untuk menavigasi lanskap ekonomi yang sedang berubah.

“Saya pikir beberapa perlambatan, mungkin hanya secara mekanis, dari satu tahun ke tahun berikutnya, akan terjadi. Federal Reserve AS, dengan menaikkan suku bunga secara tajam pada 2023, mencoba memperlambat ekonomi agar inflasi dapat kembali ke target,” kata Zhu, dikutip dari laman Insurance Asia, Rabu, 17 Januari 2024.

|Baca: Swiss Re Beli Polis Jaminan Kerugian Industri Siber Pertama

Zhu menguraikan pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan turun menjadi 1,7 persen pada  2024, yang berasal dari perlambatan di negara-negara besar seperti AS, kawasan Euro, dan China. Perlambatan ini, meskipun mengisyaratkan potensi penurunan permintaan asuransi jangka pendek, namun memiliki nuansa yang berbeda.

AS sengaja perlambat perekonomian

AS, yang tangguh di 2023, dengan sengaja memperlambat ekonominya, dan China yang mengalami pemulihan lebih lambat dari perkiraan menghadirkan tantangan dan peluang yang beragam. “China adalah kasus yang sedikit berbeda. China mengalami rebound yang relatif kuat, setidaknya pada awalnya, pada awal 2023,” tuturnya.

“Karena dibuka kembali dari beberapa pembatasan covid yang ketat, yang sekarang telah dinormalisasi. Dan sekarang menjadi jelas bahwa pemulihan ekonomi ini sedikit lebih lambat dari yang diperkirakan beberapa orang. Dan untuk 2024, sekali lagi, kami memperkirakan sedikit perlambatan dalam pertumbuhan PDB China,” kata Zhu.

Meskipun mengakui adanya potensi pertumbuhan yang lebih lambat dalam permintaan asuransi, ia menunjukkan, beberapa negara Asia, seperti Taiwan, siap untuk pertumbuhan yang lebih cepat pada 2024.

“Secara keseluruhan, kami masih melihat pertumbuhan premi di banyak pasar negara berkembang. Perlambatan yang kita lihat di Asia sedikit kurang mengkhawatirkan. Karena di Asia, ada beberapa negara yang kami perkirakan akan melaju lebih cepat,” kata Zhu.

“Pada tahun mendatang di 2024, misalnya, ekonomi seperti Taiwan, menunjukkan tanda-tanda manufaktur dan siklus elektronik mungkin berubah pada 2024, dalam hal ini pertumbuhan PDB-nya semakin cepat dan kemungkinan menjadi salah satu ekonomi tumbuh lebih cepat pada 2024. Hal ini, sekali lagi, berdampak positif bagi permintaan asuransi,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BI Rate Tetap Dipertahankan Sebesar 6,00%
Next Post Pertumbuhan Ekonomi Dunia Melambat, Ketidakpastian Pasar Keuangan Mereda

Member Login

or