1
1

Dolar AS Tergelincir Jelang Pertemuan The Fed

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Dolar AS melemah pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB). Pelemahan terjadi setelah data menunjukkan inflasi sedikit meningkat pada Desember tetapi trennya lebih rendah yang seharusnya menjaga Federal Reserve tetap pada jalurnya memangkas suku bunga pada pertengahan tahun.

Mengutip Channel News Asia, Senin, 29 Januari 2024, volume memudar pada sore hari menjelang akhir pekan waktu setempat dan ketika investor bersiap untuk serangkaian data ekonomi penting AS. Data itu seperti data non-farm payrolls untuk Januari dan peristiwa penting yang dipimpin oleh pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

Pada minggu lalu, greenback berada di jalur untuk membukukan kenaikan selama empat minggu berturut-turut. Indeks dolar terakhir turun 0,1 persen menjadi 103,41.

Data menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) meningkat 0,2 persen bulan lalu setelah penurunan 0,1 persen yang tidak direvisi pada November. Dalam 12 bulan hingga Desember, indeks harga PCE meningkat 2,6 persen, menyamai kenaikan yang belum direvisi pada November. Angka-angka tersebut sesuai dengan ekspektasi konsensus.

|Baca: Simak 4 Rekomendasi Saham Pilihan di Tengah IHSG Rawan Lanjutkan Koreksi

Inflasi tahunan berada di bawah tiga persen selama tiga bulan berturut-turut. The Fed melacak ukuran harga PCE untuk target inflasi dua persen. “Kami melihat data menunjukkan saat ini pasar tidak perlu khawatir terhadap kenaikan inflasi dalam kapasitas yang signifikan dan segera,” kata Kepala Investasi Thornburg Investment Management Jeff Klingelhofer.

“Hal ini tidak memerlukan pengetatan lebih lanjut karena apa yang telah diakui dan terus ditekankan oleh The Fed bahwa ketika inflasi turun dan suku bunga kebijakan mereka tidak bergerak, maka pengetatan kebijakan moneter justru meningkat,” tambahnya.

Data AS beragam

Analis mata uang di MUFG mengatakan dalam sebuah catatan bahwa data ekonomi AS menyajikan gambaran yang beragam untuk kebijakan moneter, menjelang pernyataan kebijakan The Fed berikutnya pada 31 Januari.

“Akhir tahun yang kuat tentunya menimbulkan keraguan lebih lanjut terhadap ruang lingkup bagi The Fed untuk memulai siklus pelonggarannya pada Maret. Namun Maret masih tetap layak dilakukan terutama karena data inflasi yang sangat baik dalam laporan PDB,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Indeks S&P 500 Anjlok tapi Catatkan Kenaikan Mingguan
Next Post IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Ajaib Rekomendasikan MEDC, SMDR, BMRI

Member Login

or