Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Sinar Mas Multifinance (SMMF) di ‘BBB+(idn)’ dan Peringkat Nasional Jangka Pendek di ‘F2(idn)’. Outlook Stabil.
Peringkat Nasional ‘BBB’ menunjukkan tingkat risiko gagal bayar yang moderat relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.
“Peringkat Nasional ‘F2’ menunjukkan kapasitas yang baik untuk pembayaran tepat waktu atas komitmen keuangan relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. Namun, margin keamanan tidak sebesar dalam kasus peringkat yang lebih tinggi,” tulis Fitch dalam keterangan resmi yang dikutip, Selasa, 6 Februari 2024.
|Baca juga: Fitch Afirmasi Peringkat Sinar Mas Multifinance BBB+ Outlook Stabil
Peringkat SMMF mencerminkan ekspektasi Fitch akan dukungan luar biasa dari 99,9% pemegang sahamnya, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA), jika dibutuhkan. SMMA adalah perusahaan induk non-operasional dari grup Sinar Mas. Perusahaan ini mengoperasikan beberapa anak perusahaan, terutama di sektor perbankan, asuransi, dan multifinance.
“Pandangan ini didukung oleh penilaian kami terhadap kemampuan dan kecenderungan perusahaan induk untuk memberikan dukungan kepada anak perusahaannya.”
SMMF adalah perusahaan pembiayaan non-bank terdiversifikasi yang menyediakan pembiayaan konsumen, otomotif dan syariah, serta layanan anjak piutang. Perusahaan memiliki sejarah multi-dekade di SMMA, namun Fitch yakin hal ini memiliki signifikansi yang lebih rendah untuk SMMA dibandingkan dua perusahaan yang lebih besar dan terkemuka, PT Asuransi Sinar Mas (Peringkat Nasional Insurer Financial Strength: AA+(idn)/Stabil) dan PT Bank Sinarmas Tbk (A-(idn)/Stabil).
Aset SMMF hanya mencakup 6% dari aset konsolidasi SMMA pada 6M23, dibandingkan dengan aset kolektif perusahaan perbankan dan asuransi yang berjumlah 82%. Kami yakin hal ini membatasi kecenderungan induk untuk memberikan dukungan kepada SMMF.
Fitch menilai SMMA memiliki profil kredit yang lebih kuat dibandingkan SMMF, dengan kemampuan yang memadai untuk memberikan dukungan luar biasa kepada anak perusahaan pembiayaannya, jika diperlukan. Hal ini memperhitungkan kepemilikan berbagai aset dan aliran dividen SMMA, serta neraca SMMF yang jauh lebih kecil.
|Baca juga: Berhasil Tekan Beban, Sinar Mas Multiartha (SMMA) Cetak Laba Bersih Rp1,44 Triliun
Fitch yakin kesamaan branding dan hubungan operasional SMMF dengan grup Sinar Mas serta jaminan induk yang mencakup 95% utang bank SMMF menambah kecenderungan untuk mendukung anak perusahaannya. SMMF juga mendukung dan mendapatkan manfaat dari bisnis grup Sinar Mas, seperti pembiayaan bersama dan penjualan silang dengan Bank Sinarmas, serta referensi nasabah dengan grup.
Profil kredit standalone SMMF tidak secara langsung mempengaruhi peringkatnya, namun dikarakterisasikan dengan franchise yang terbatas, selera risiko yang lebih tinggi, kualitas aset dan profitabilitas yang bervariasi, dan model bisnis yang berkembang. Hal ini diimbangi dengan profil pendanaan yang cukup baik karena manfaat dari dukungan induk.
Kinerja kualitas aset SMMF lebih fluktuatif dibandingkan perusahaan sejenis karena fokusnya pada pembiayaan kendaraan bekas dengan profil peminjam yang secara umum lebih berisiko. Rasio pembiayaan bermasalah bruto membaik menjadi 3,0% pada semester I/2023 (2022: 3,5%), yang terbantu oleh penghapusan utang macet sebesar 4,5% dari rata-rata pinjaman bruto (2019-2022: 8,4%). Perusahaan telah beralih ke aktivitas bisnis yang kurang berisiko sejak tahun 2022, yang seharusnya mengurangi risiko kualitas aset, tetapi hal ini masih memiliki risiko eksekusi.
Lebih lanjut, Fitch menilai SMMF memiliki profitabilitas yang lemah, dengan pendapatan sebelum pajak/aset rata-rata tahunan sebesar -10,2% pada 6M23, (2022: -2,7%; 2021: 1,9%; 2020: -7,2%), dibandingkan dengan industri sebesar 5,2%. SMMF membukukan kerugian perdagangan pada 6 bulan 2023 karena harus melakukan divestasi investasi efeknya berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang melarang perusahaan pembiayaan memiliki saham untuk tujuan investasi jangka pendek.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News