Media Asuransi, JAKARTA – Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengatakan seruan demo tolak hasil Pemilu merupakan hal yang wajar terjadi dalam negara demokrasi seperti di Indonesia.
“Sebagai bentuk kebebasan berekspresi saya kira sih aksi yang akan dilakukan untuk menolak hasil Pemilu wajar-wajar saja. Tentu saja perlu didengarkan nanti apa saja alasan yang mendorong munculnya seruan penolakan tersebut,” ujarnya, kepada Media Asuransi, Senin, 19 Februari 2024.
Selain itu, Lucius tak menampik, kondisi ini sejalan dengan keberlangsungan Pemilu dan ditemukan beberapa kecurangan yang hal ini tentu memantik respons dari masyarakat.
“Karena Pemilu sudah dilaksanakan, dan sejauh ini berlangsung aman-aman saja. Bahwa kemudian muncul banyak temuan terkait kecurangan, ya tentu saja rakyat berhak menyatakan sikap terkait perkembangan itu,” ucapnya.
|Baca juga: Penyaluran Kredit dan Pembiayaan Bank DKI Tembus Rp52 Triliun di Kuartal IV/2023
Namun, Lucius mempertanyakan dari seruan tolak pemilu 2024 ini. “Hanya saja membingungkan sebenarnya dengan judul tolak Pemilu 2024 ini karena pemilunya sudah terlaksana. Mungkinkah maksudnya menolak hasil Pemilu 2024? Tapi kan hasilnya belum ada,” tukasnya.
Dirinya menegaskan jika aksi ini merupakan moral rakyat dalam mengawal jalannya proses demokrasi maka ada kewajiban dari pihak terkait agar mendengar keluhan masyarakat.
“Oke katakanlah ini suara moral rakyat untuk mengawal proses demokratisasi melalui Pemilu 2024 benar-benar terjaga. Mungkin itu maksud aksi dan kalau demikian ya harus kita dukung, agar kerja KPU dan Bawaslu lebih meyakinkan lagi untuk menjamin Pemilu yang jurdil,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News