1
1

130-an Sumber Gempa “Baru” Indonesia

Peta seismisitas Indonesia. | Foto: BNPB

Berselang delapan tahun dari publikasi sebelumnya, Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) mengeluarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia terbaru pada Selasa, 25 November 2025.

Peta sesar aktif Indonesia tahun 2017 (garis biru) dan update tahun 2024 (garis merah). | Foto: Maipark

Publikasi ini disampaikan melalui kegiatan sosialisasi “Dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Terkini ke Ketahanan Infrastruktur: Strategi Mitigasi Risiko Gempa” yang diselenggarakan oleh PuSGeN bersama Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) dan Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI).

Penambahan 130-an Sesar Aktif Indonesia
Pada publikasi ini terdapat penambahan 130-an sesar aktif di Indonesia, dari sebelumnya 270 pada publikasi 2017 menjadi 401 di tahun 2025. Publikasi yang sama pada 2010 menyatakan bahwa terdapat 52 sumber gempa sesar aktif.

Penambahan jumlah sumber gempa paling signifikan (lebih dari 50%) terjadi di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Selain itu, perubahan signifikan adalah penambahan 5 sesar aktif di selatan DKI Jakarta sebagai bagian dari sistem sesar West-Java Backarc Thrust (semula sesar Baribis) dan peningkatan magnitudo maksimum untuk segmen subduksi selatan Jawa menjadi M9.1 untuk skenario gempa multi-segmen, dari semula M8.7.

Selain penambahan sumber gempa baru, terdapat pula pembaharuan parameter sumber gempa seperti magnitudo maksimum dan laju sesar (slip-rate) terhadap sumber-sumber gempa yang telah ada sebelumnya.

Perbandingan peta percepatan puncak di batuan dasar untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun versi tahun 2017 (atas) dan 2024 (bawah)

Tak Ada Sumber Gempa yang Baru
Pada dasarnya tidak ada sumber gempa yang baru. Sumber gempa yang bertambah bukanlah berarti sumber gempa tersebut baru terbentuk tetapi baru dapat diidentifikasi secara lengkap. Ini didasarkan pada akumulasi pengetahuan dari penelitian-penelitian kebumian dalam selang waktu tertentu. Di masa depan, seiring bertambahnya pengetahuan kita, sumber gempa bumi Indonesia akan terus dimutakhirkan.

 

Implikasi pada Asuransi Umum Indonesia
Publikasi peta dan sumber gempa Indonesia terbaru ini tentu akan digunakan untuk memutakhirkan seluruh aspek teknis asuransi gempabumi Indonesia, terutama terkait tarif dan zonasi. Dari sudut pandang bahaya (hazard), pembaharuan ini berdampak langsung pada peta bahaya yang menjadi acuan penentuan zona tarif asuransi gempa. Saat ini, zona tarif asuransi gempa didasarkan pada peta bahaya guncangan gempa dengan probabilitas terlampaui (exceedance probability) 10% dalam 50 tahun atau periode ulang 500 tahun. Pembaharuan peta sumber dan bahaya ini akan mendorong perlunya tinjauan kembali atas tarif dan zona asuransi gempa bumi yang berlaku saat ini karena didasarkan pada peta sumber gempa Indonesia tahun 2017. Praktek asuransi bencana di Indonesia selalu didasarkan pada data terbaru demi manajemen risiko bencana alam yang prudent.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BEI Tutup Pasar Modal Indonesia di 2025 dengan Torehan Prestasi
Next Post KPEI Perkuat Infrastruktur Pasar Modal melalui Pengembangan Layanan Kliring dan Repo di 2025

Member Login

or