1
1

2 Faktor Berikut Jadi Hambatan Utama Adopsi Asuransi Parametrik

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Jajak pendapat terbaru yang dilakukan Reinsurance News mengungkapkan adopsi asuransi parametrik secara global masih dihadapkan pada sejumlah tantangan besar.

Menurut hasil survei tersebut, hambatan utama yang menghalangi perkembangan asuransi ini ada dua yakni kurangnya data dan model yang tersedia, serta minimnya edukasi tentang manfaat dan mekanisme asuransi parametrik.

Asuransi parametrik adalah jenis asuransi yang menawarkan perlindungan kepada pemegang polis berdasarkan terjadinya peristiwa tertentu, seperti bencana alam, tanpa memperhitungkan kerugian aktual yang terjadi.

Dilansir dari Reinsurance News, Senin, 19 Agustus 2024, pembayaran dilakukan secara otomatis ketika pemicu yang telah disepakati sebelumnya terpenuhi serta memberikan dukungan finansial segera tanpa proses klaim yang rumit. Survei tersebut mengungkapkan 39 persen responden melihat kurangnya data dan model sebagai hambatan utama.

|Baca juga: Mengenal Asuransi Syariah dan Potensinya di Indonesia

|Baca juga: Pacu Keberlanjutan, OCBC Dorong UMKM Sepenuhnya Pisahkan Keuangan Bisnis dan Personal

Hal ini menjadi tantangan besar karena tanpa data yang memadai, dapat terjadi ketidaksesuaian antara indeks yang digunakan untuk memicu pembayaran dan kerugian yang sebenarnya dialami. Selain itu, alat pemodelan yang tidak memadai atau usang juga memperburuk situasi, sehingga mempersulit prediksi risiko dan penetapan pemicu pembayaran yang tepat.

Di samping itu, 30 persen responden menyoroti kurangnya edukasi sebagai penghalang signifikan bagi adopsi asuransi parametrik. Banyak konsumen dan profesional di industri ini belum sepenuhnya memahami cara kerja dan manfaat asuransi parametrik dibandingkan dengan asuransi tradisional.

Tanpa pemahaman yang cukup, calon pemegang polis mungkin ragu untuk mengadopsi solusi ini, sehingga diperlukan inisiatif edukasi yang lebih luas untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan tersebut.

Meskipun demikian, hanya 22 persen responden yang menganggap risiko basis, yaitu ketidaksesuaian antara indeks parametrik dan kerugian aktual, sebagai hambatan utama. Sebagian besar responden masih optimistis, meski hanya delapan persen yang percaya asuransi parametrik akan berkembang tanpa hambatan signifikan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Shinhan Indonesia Salurkan Pembiayaan ke Kredivo
Next Post Astra Life Lindungi Pelari di Ajang Pocari Sweat Run Indonesia 2024

Member Login

or