Media Asuransi, JAKARTA – Kepala Departemen Pengawasan Asuransi dan Jasa Penunjang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumarjono memberikan tiga hal penting yang wajib diketahui oleh wisudawan dan wisudawati lulusan Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) atau Institute of Risk Management and Insurance.
“Pertama, penetrasi perasuransian kita masih rendah. Artinya tugas Saudara (wisudawan dan wisudawati) ke depan bukan hanya sekadar berkantor di kantor yang ber AC, tetapi membangun kepercayaan publik,” ujar Sumarjono, di Jakarta, Rabu, 17 Desember 2025.
Hal kedua yang harus diketahui oleh lulusan STIMRA adalah kuatnya regulasi di industri asuransi Indonesia. Namun, ia menegaskan, regulasi bukan sebuah hambatan, namun diperlukan untuk menjaga kepercayaan.
|Baca juga: Para Wisudawan STIMRA Diminta Bisa Menjawab Tantangan Industri Asuransi Indonesia
“Profesional perasuransian yang baik bukan yang paling berani mengambil risiko, tetapi yang paling disiplin mengelolanya,” tutur Sumarjono.
Hal ketiga berkaitan langsung dengan perilaku Sumber Daya Manusia (SDM). “Reputasi industri ditentukan oleh perilaku SDMnya. Satu kesalahan kecil bisa berdampak besar dan satu keputusan yang benar bisa melindungi ribuan, bahkan jutaan orang,” tegas Sumarjono.
Ia menekankan kesalahan di industri lain mungkin masih bisa ditutupi dengan presentasi dan lainnya dengan baik. Namun tidak dengan industri asuransi. “Di industri asuransi, kesalahan akan dikejar oleh audit, aktuaria, regulator, pokoknya paket lengkap apa itu sekalian,” katanya.
“STIMRA telah berperan strategis dalam SDM yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara profesional. Kami harapkan STIMRA terus produktif terhadap perkembangan regulasi dan teknologi,” tutup Sumarjono.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
