Media Asuransi, GLOBAL – Kementerian Keuangan Malaysia (MoF) menyebutkan lebih dari 90 persen polis asuransi kesehatan dan takaful (MHIT) yang disesuaikan di Malaysia mencatatkan kenaikan premi di bawah 10 persen per 30 April.
Melansir Insurance Asia, Kamis, 21 Agustus 2025, sementara lebih dari 200 ribu polis mendapat manfaat dari penundaan penyesuaian dan lebih dari 14 ribu polis diaktifkan kembali per 30 April.
|Baca juga: Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp1,3 Triliun di Kuartal II/2025
|Baca juga: DANA Perluas Layanan QRIS Antarnegara ke Jepang, Transaksi Naik 3 Kali Lipat!
Dalam tanggapan tertulis kepada Parlemen, MoF menyatakan, langkah-langkah sementara telah diperkenalkan untuk mengurangi beban finansial bagi pemegang polis dan memastikan kelanjutan cakupan MHIT.
Langkah-langkah ini meliputi penyebaran penyesuaian premi selama minimal tiga tahun, kenaikan bertahap bagi pemegang polis berusia 60 tahun ke atas, dan reaktivasi semua polis tanpa memerlukan peninjauan ulang.
Selain itu, pemerintah juga meluncurkan inisiatif RESET. Inisiatif ini adalah bentuk upaya bersama antara MoF, Kementerian Kesehatan, Bank Negara Malaysia, dan pemangku kepentingan industri, untuk mengatasi kenaikan biaya medis dan memperkuat sistem kesehatan swasta.
Nantinya RESET akan dipimpin oleh Komite Menteri Bersama yang diketuai bersama oleh Menteri Keuangan II Datuk Seri Amir Hamzah Azizan dan Menteri Kesehatan Datuk Seri Dzulkefly Ahmad.
|Baca juga: BPK Harap Penerapan GRC Buat Pendapatan Per Kapita Indonesia Tembus US$8.000 di 2029
|Baca juga: Asuransi Wajib Pendaki Gunung Rinjani Perlu Mencakup Evakuasi Helikopter dengan Premi Terjangkau
Lebih jauh, MoF memberikan konfirmasi produk MHIT dasar dalam kerangka RESET sedang dalam tahap pengembangan, dengan pekerjaan konseptual. RESET diperkirakan selesai pada Desember 2025 dan target implementasi di akhir 2026.
RESET adalah produk yang bersifat sukarela, dengan premi yang dapat dibayarkan dari sumber manapun, termasuk Akun Sejahtera Dana Pensiun Karyawan (EPF). Konsultasi dengan pemangku kepentingan sedang berlangsung untuk memastikan keterjangkauan dan keberlanjutan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News