Secara rinci terdapat tertanggung perorangan yang tumbuh 33,5% menjadi 25,97 juta orang dan tertanggung kumpulan yang tumbuh 25,6% menjadi 54,88 juta orang pada kuartal III/2022. Penambahan lebih dari enam juta orang pada tertanggung perorangan dan 11,2 juta orang pada tertanggung kumpulan ini menjadi sinyal, bahwa semakin tingginya minat masyarakat terhadap asuransi jiwa.
|Baca juga: AAJI: Bisnis Asuransi Jiwa akan Tumbuh di Tahun Depan
“Peningkatan ini (jumlah tertanggung) merupakan implikasi dari meredanya efek pandemi dan hamper pulihnya seluruh industry di Indonesia” ujar Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, dalam konferensi pers Laporan Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kuartal III/2022, di Jakarta, Rabu, 23 November 2022.
Budi juga mengatakan bahwa industri asuransi jiwa memiliki kekuatan dan tingkat kepercayaan yang baik. Hal ini terbukti pada periode ini asuransi jiwa telah membayarkan klaim dan manfaat asuransi sebesar Rp128,09 triliun kepada lebih 28 juta penerima manfaat. “Peningkatan ini mencerminkan bahwa masyarakat kini melek akan pentingnya proteksi diri melalui asuransi jiwa yang dipasarkan oleh asuransi jiwa dari anggota AAJI,” katanya.
Berpedoman pada sistem keuangan yang berkelanjutan, industri asuransi jiwa fokus pada penempatan investasi jangka panjang yang berkontribusi pada pembangunan nasional dan stabilitas pasar modal melalui penempatan dana investasi sebesar Rp457,27 triliun. Sebagian besar investasi ditempatkan dalam saham, reksa dana, sukuk korporasi maupun pemerintah, dan surat berharga negara (SBN).
Budi juga menjelaskan bahwa jumlah polis pada kuartal III/2022 tercatat 26,18 juta polis. Terjadi penambahan sebesar 6,95 juta polis atau meningkat 36,1 persen dibandingkan pada kuartal III/2021. Secara rinci, polis perorangan tumbuh 36,1 persen menjadi 25,19 juta polis, sedang polis kumpulan tumbuh 37,8 persen menjadi 991.964 polis.
Sejalan dengan pertumbuhan total tertanggung dan total polis, nilai total uang pertanggungan (UP) asuransi jiwa juga mengalami pertumbuhan. Nilai UP tercatat sebesar Rp4.888,32 triliiun, meningkat Rp670,78 triliun atau 15,9 persen dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Jika dirinci, UP perorangan tumbuh 18,6 persen menjadi Rp2.640,02 triliun dan UP kumpulan tumbuh sebesar 12,8 persen atau senilai Rp2.248,30 triliun.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News