Media Asuransi, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan optimistis bahwa pendapatan premi industri asuransi umum masih dapat tumbuh hingga 10 persen pada akhir 2025, meski sepanjang tahun ini industri menghadapi tekanan berat baik dari sisi regulasi maupun ekonomi global.
Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, menuturkan bahwa hingga saat ini industri baru mencatatkan pertumbuhan premi sebesar 6,3 persen. Ia mengakui capaian tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 18 persen. Namun, menurutnya, peluang pertumbuhan masih terbuka.
“Saya waktu itu memproyeksikan secara outlook 2025 ini berkisar antara 8-10 persen yang turun dari tahun lalu dari yang 18 persen. Tapi rasanya berbicara dengan teman-teman dan kita juga harus realistis tersisa 1,5 bulan kalau mencapai delapan persen, ya mudah-mudahan ini bisa tercapai,” ujar Budi dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip Senin, 24 November 2025.
|Baca juga: Premi Asuransi Umum Terus Tumbuh di Kuartal III/2025
Dengan waktu tersisa sekitar satu setengah bulan, Budi menilai capaian minimal delapan persen masih realistis, meski harus hadapi banyak tantangan. Ia menggambarkan 2025 sebagai tahun yang cukup berat bagi industri asuransi.
“Karena berat sekali di tahun ini, tadi saya sudah sampaikan kita menghadapi satu kondisi melakukan parallel run terhadap PSAK 117, yang mana ini juga menghabiskan effort yang luar biasa. belum lagi tekanan ekonomi biaya dalam negeri maupun dari global,” lanjut Budi.
Ia menambahkan bahwa perekonomian Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh perkembangan di Cina, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Untuk mencapai target pertumbuhan 8-10 persen, industri perlu mendorong premi dari sektor-sektor yang belum tergarap sebelumnya. Selain itu, dibutuhkan juga kebijakan-kebijakan dari Kementerian Keuangan yang dapat menjadi stimulus bagi pertumbuhan premi.
“Juga tentunya dari beberapa prognosis, dari para ekonom. Saya pikir ini juga menjadi barometer bagi kita, bagaimana kita menghitung, mengkalkulasi terhadap prognosa kita hingga akhir tahun 2025,” tutup Budi.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
