Media Asuransi, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) telah menyiapkan strategi taktis dalam menghadapi implementasi IFRS 17 yang akan diberlakukan pada tahun 2025.
Ketua Umum AAUI, Hastanto Sri Margi Widodo, menyatakan bahwa implementasi IFRS 17 akan mengubah banyak aspek dan paradigma industri asuransi. Dia menjelaskan pada awalnya keseluruhan gambaran terkait implementasi IFRS 17 ini mungkin menakutkan, sehingga strategi taktis sederhana memanfaatkan ekosistem yang disediakan mungkin menawarkan beberapa harapan dan perspektif yang berbeda.
|Baca juga: AAUI: Tahun 2022 adalah Tahun yang Sangat Menantang
“Kami telah dimanjakan dengan non-volatilitas dalam metode dan mekanisme IFRS 4 saat ini, yang tidak akan ada lagi di IFRS 17. Terlepas dari pendekatan GMM atau PAA, pengukuran urutan berkala yang diperlukan dan uji kelayakan mengekspos risiko volatilitas di hasil bersih. Bahkan biaya Employee Direct Attributable juga mengalami volatilitas karena perubahan gaji minimum UMR di setiap wilayah,” katanya saat menyampaikan keynote speech dalam acara AAUI Indonesia Rendesvous 2022 di Nusa Dua, Bali, Kamis 13 Oktober 2022.
Widodo mengatakan strategi taktis tersebut terdiri dari tiga taktik yaitu taktik pertama adalah masuk ke asuransi coverage jangka pendek seperti tambahan recurring unitlink bulanan atau Asuransi Indeks Cuaca. Menurutnya, ini akan membantu menghilangkan volatilitas pengukuran selanjutnya.
Taktik kedua adalah memindahkan admin dan tim pendukung ke area upah minimum yang rendah untuk efektivitas biaya dan gangguan volatilitas yang rendah dalam pemenuhan arus kas keluar.
Adapun taktik terakhir adalah memulai model pengakuan pendapatan IFRS 17 Variable Fee Approach dengan mulai menjual produk unitlink.
“Semua infrastruktur yang dibutuhkan untuk ketiga taktik strategis di atas telah disiapkan oleh AAUI dan kini saatnya kita memanfaatkannya,” tegas Widodo.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
