Media Asuransi, GLOBAL – Aktivitas merger dan akuisisi (M&A) di sektor asuransi Asia-Pasifik melambat sepanjang kuartal III/2025. Berdasarkan analisis S&P Global Market Intelligence, hanya tercatat 14 transaksi M&A di kawasan tersebut, turun dari 20 transaksi pada kuartal sebelumnya dan 17 transaksi pada periode yang sama tahun lalu.
Melansir Insurance Asia, Senin, 17 November 2025, Jepang memimpin dengan enam kesepakatan, disusul Australia dan Selandia Baru masing-masing tiga transaksi. India dan Asia Tenggara masing-masing mencatat satu transaksi.
Sebagai perbandingan, kuartal II mencatat delapan transaksi di Australia dan Selandia Baru, tiga di India, dua di Jepang, serta satu transaksi di China daratan dan Asia Tenggara. Perlambatan ini terjadi setelah periode aktivitas yang lebih kuat pada akhir 2024, ketika 26 transaksi berhasil diselesaikan di kawasan.
Meski jumlah transaksi menurun, namun perusahaan asuransi Asia tetap agresif melakukan ekspansi ke luar negeri. Pada Agustus, Sompo Holdings Jepang mengumumkan rencana mengakuisisi Aspen Insurance Holdings Ltd, memperluas penetrasinya ke pasar Amerika Serikat.
Di sisi lain, DB Insurance asal Korea Selatan sepakat membeli perusahaan AS, The Fortegra Group Inc senilai sekitar US$1,65 miliar dari Tiptree Inc dan Warburg Pincus LLC. DB Insurance menyatakan akuisisi tersebut akan memperkuat posisinya di pasar asuransi spesialis AS sekaligus membuka peluang ekspansi ke Eropa.
Perusahaan menilai portofolio Fortegra yang terdiversifikasi dan rasio kombinasi yang stabil menjadi keunggulan penting di tengah pertumbuhan pasar specialty insurance dan managing general agent (MGA) di AS.
Analis S&P Global Ratings Chang Sim menyebutkan akuisisi ini sejalan dengan strategi DB Insurance untuk mendiversifikasi portofolionya secara global di tengah perlambatan pertumbuhan asuransi umum di dalam negeri.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
