Media Asuransi, JAKARTA – Persiapan pensiun memang penting dilakukan jauh-jauh hari. Namun, tidak sedikit orang yang bingung harus memulai dari mana untuk menyiapkannya. Setiap orang menginginkan masa tua kelak dapat dijalani dengan nyaman dan sejahtera.
Menurut sebuah riset dari HSBC, baru 1 dari 3 orang Indonesia yang telah memulai persiapan bekal pensiun mereka. Kebanyakan persiapan pensiun orang Indonesia ditempuh dengan cara konvensional. Seperti bersiap bekerja lagi sebagai wiraswasta, mengambil tabungan yang telah dikumpulkan selama ini, menyewakan properti, menjual barang berharga, sampai menjaminkan rumah dan berharap bantuan finansial dari si anak. Ironisnya, walau telah mengantongi rencana akan membiayai pensiun seperti apa, 80% orang Indonesia khawatir bakal kehabisan dana saat pensiun.
Terjadinya pandemi Covid-19 meningkatkan urgensi memiliki persiapan pensiun dari jauh-jauh hari. Ketika tiba-tiba terjadi krisis ekonomi karena pandemi yang memicu gelombang PHK, banyak orang kehilangan pendapatan tiba-tiba. Akan menjadi pukulan ganda bagi kalangan yang sudah mendekati pensiun lalu terkena PHK mendadak namun belum memiliki persiapan apa-apa untuk bekal pensiun. Itulah mengapa persiapan pensiun perlu ditempuh sedari muda selagi masih produktif finansial sehingga guncangan finansial yang datang lebih cepat dapat diantisipasi dengan lebih baik.
|Baca juga: Allianz Indonesia Ingatkan Pentingnya Asuransi sebagai Proteksi Aset di Masa Depan
Mengutip data Allianz Pension Report, Indonesia menempati peringkat terbaik dari sisi sustainabilitas sistem pensiun yang responsif terhadap perkembangan demografi terkini. Penilaian itu tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang telah memanjangkan batas usia pensiun di Indonesia. Seperti diatur dalam aturan turunan Undang-Undang Nomor 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, usia pensiun pertama kali adalah 56 tahun.
Batas usia pensiun itu bertambah 1 tahun menjadi 57 tahun per Januari 2019 lalu dan akan terus bertambah 1 tahun setiap rentang tiga tahun hingga mencapai batas usia 65 tahun. Kebijakan itu ditempuh seiring semakin panjangnya usia harapan hidup di Indonesia yaitu 70 tahun untuk laki-laki dan 72 tahun untuk perempuan. Penyesuaian batas usia pensiun itu dinilai bisa memperkuat pendanaan Dana Jaminan Sosial (DJS) Pensiun yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Makin panjangnya batas usia pensiun juga menjadi kabar baik bagi kalangan pekerja muda. Usia pensiun masih lama berarti memiliki kesempatan waktu lebih panjang juga untuk menyiapkan bekal pensiun.
Nah, mumpung saat ini masih muda dan produktif, sebaiknya mulai menyiapkan bekal pensiun dari jauh-jauh hari. Ada empat alasan utama mengapa penting menyiapkan pensiun sedari muda:
- Antisipasi kehilangan pendapatan
Ketika pensiun, otomatis kehilangan pendapatan rutin yang selama ini didapatkan. Namun, masa produktif itu ada batas kadaluarsanya yaitu saat mencapai batas usia pensiun, yang saat ini ditetapkan di usia 57 tahun. Ketika itu terjadi, otomatis tidak lagi mendapat penghasilan. Sedangkan hidup terus berjalan, bukan?
Bila usia harapan hidup di Indonesia adalah 70 tahun, maka ada rentang waktu sekitar 13 tahun menjalankan hidup sebelum akhirnya tutup usia. Nah, kebutuhan biaya selama masa pensiun itu perlu disiapkan jauh-jauh hari mumpung saat ini masih produktif bekerja.
Bila saat ini berusia di kisaran 27 tahun, akan memiliki waktu sedikitnya 30 tahun untuk menyiapkan kebutuhan dana pensiun kelak.
- Inflasi jangka panjang itu nyata
Selama dunia ini menganut rezim moneter uang kertas, selama itu pula inflasi tidak bisa Anda abaikan. Nilai uang terus menurun seiring waktu. Dengan gaji sebesar Rp10 juta per bulan saat ini, mungkin masih dapat membiayai semua kebutuhan hidup mulai dari yang pokok sampai yang sifatnya rekreatif. Tapi, 30 tahun lagi, uang sebesar itu bisa jadi hanya cukup untuk membeli sepiring nasi. Mungkin itu sedikit susah dibayangkan saat ini, tapi bukan sebuah hal yang mustahil terjadi.
|Baca juga: Allianz Indonesia Bagikan Tips Cara Evaluasi Kondisi Keuangan Jelang Akhir Tahun
Selama perekonomian dunia terus tumbuh, tingkat permintaan barang akan terus meningkat, di sanalah kenaikan harga barang dan jasa akan terus terjadi menggerus nilai mata uang.
Untuk itu bisa mengantisipasi penurunan nilai uang di masa mendatang itu dengan cara menyiapkan bekal pensiun melalui investasi. Investasilah di instrumen yang mampu tumbuh nilainya di atas inflasi. Juga, pastikan investasi di produk yang sudah terdaftar dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar terhindar dari jebakan investasi bodong. Dengan begitu, nilai pendapatan atau daya beli akan bisa tetap terjaga hingga berpuluh tahun mendatang.
- Menghindari jebakan ‘sandwich generation’
Sebanyak 25% pensiunan di Indonesia mendapatkan bantuan finansial dari anak-anak mereka. Menurut riset HSBC 2018, ada 3 dari 4 orang usia produktif di Indonesia berharap mendapat bantuan finansial dari anak-anak mereka kala pensiun nanti.
Membiayai orang tua yang sudah pensiun rentan melahirkan jebakan sandwich generation. Yaitu ketika si anak terjepit dua kebutuhan besar antara membiayai keluarga kecilnya sendiri dan membiayai kehidupan orang tua mereka yang telah pensiun.
Memutus rantai sandwich generation itu dapat dilakukan dengan memiliki perencanaan pensiun yang matang. Siapkan kebutuhan dana pensiun jauh-jauh hari, selagi masih produktif memiliki penghasilan seperti sekarang, supaya di masa tua kelak tidak perlu membebani anak untuk membiayai kebutuhan sendiri.
- Manfaatkan compound interest
Usia muda dan memiliki pendapatan lumayan adalah amunisi penting untuk menyiapkan masa depan sejahtera. Optimalkan keuntungan itu dengan memanfaatkan hukum compound interest. Hukum ini menyatakan, semakin panjang waktu investasi, maka semakin kecil yang yang perlu Anda investasikan di setiap periode.
Sebagai contoh, setelah menghitung kebutuhan dana pensiun, ternyata perlu sekitar Rp5 miliar untuk pensiun kelak dengan mempertahankan gaya hidup saat ini. Saat ini berusia 27 tahun dan berencana pensiun di usia 57 tahun. Jadi, ada waktu 30 tahun untuk menyiapkan dana pensiun tersebut melalui investasi rutin.
Target dana Rp5 miliar bisa didapatkan dengan berinvestasi rutin setiap bulan selama 30 tahun di instrumen investasi yang mampu tumbuh 20% per tahun. Besar uang yang perlu diinvestasikan per bulan cukup sebesar Rp579.595 per bulan.
Tetapi bila menunda persiapan pensiun dan baru memulainya di usia 40 tahun sehingga waktu pengumpulan tinggal 17 tahun, maka yang harus diinvestasikan tiap bulan adalah Rp2,91 juta untuk target dana yang sama. Semakin awal memulai investasi dana pensiun, semakin ringan nilai pendapatan yang perlu disisihkan berkat hukum compound interest.
Itulah 4 alasan utama mengapa penting bagi kita untuk menyiapkan kebutuhan dana pensiun jauh-jauh hari dengan berinvestasi. Jangan lupa untuk berinvestasi di lembaga resmi dan terpercaya. Pastikan lembaga tersebut terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Nah, tunggu apa lagi? Lekas mulai segera.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News