1
1

Allianz Berkomitmen Terus Tingkatkan Literasi dan Penetrasi Asuransi

Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia, Ni Made Daryanti, dalam Diskusi Ekonomi dan Investasi Outlook 2024 secara online, Kamis, 14 Desember 2023. | Foto: tangkapan layar webinar Allianz Life

Media Asuransi, JAKARTA– Allianz Life Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi finansial dan penetrasi asuransi melalui berbagai inisiatif yang digelar. Hingga November 2023, Allianz telah menggelar 613 acara literasi keuangan dan menjangkau lebih dari 635 ribu penerima manfaat.

“Kami juga terus menyediakan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan proteksi asuransi yang sesuai kebutuhan. Hal ini sesuai dengan komitmen Allianz untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan literasi dan penetrasi asuransi,” kata Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia, Ni Made Daryanti, dalam Diskusi Ekonomi dan Investasi Outlook 2024 secara online, Kamis, 14 Desember 2023.

Menurutnya, kondisi yang saat ini dihadapi industri asuransi di Indonesia dan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak adalah tingkat literasi dan penetrasi asuransi yang masih rendah.

Berdasar Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perasuransian Indonesia 2023-2027 OJK, tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada tahun 2022 berada pada level 2,27 persen, masih jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan beberapa peer countries di ASEAN. Sedangkan tingkat literasi pada sektor perasuransian berada pada level 31,7 persen, namun tingkat inklusinya pada level 16,6 persen (sumber: Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan/SNLIK tahun 2022 OJK). Sehingga masih ada gap antara tingkat literasi asuransi dan inklusi asuransi.

|Baca juga: Allianz Life Indonesia Perluas Pilihan Solusi Perlindungan

Ni Made menjelaskan bahwa Allianz juga turut memberikan wawasannya, yang berfokus pada tantangan dan peluang asuransi di tahun 2024. Meskipun industri asuransi berpotensi terkena dampak dari kemungkinan perubahan situasi kondisi ekonomi global dan tahun politik, namun imbasnya tidak secara signifikan, karena kebutuhan masyarakat akan solusi perlindungan asuransi akan tetap ada.

Selain itu, Allianz Group yang diakui sebagai sustainable insurer berdasar Dow Jones Sustainability Index 2023 juga memiliki perhatian khusus terhadap isu keberlanjutan (sustainability) dengan menerapkan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Hal ini karena bisnis asuransi bersifat jangka panjang dan fokus pada masa depan.

“Dalam menjalankan proses bisnisnya, Allianz Indonesia mengedepankan upaya penyelarasan aspek ESG yang mengarah pada cakupan keseimbangan kinerja 3P (People, Planet, dan Profit). Pendekatan ini tidak sekadar menitikberatkan pada aspek profit semata, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan,” ujar Ni Made.

Dari sisi lingkungan, Allianz Indonesia telah melakukan berbagai inisiatif kepedulian terhadap lingkungan dan menjaga masa depan. Penanaman mangrove, mengumpulkan dan memilah sampah, pembuatan eco-enzyme, upaya penghematan energi dan penggunaan energi terbarukan, sampai dengan meningkatkan layanan berbasis digital untuk mengurangi pemakaian kertas.

Kemudian dari sisi dampak sosial, Allianz melakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat tentang keuangan dan asuransi. Allianz juga telah melakukan beberapa program pemberdayaan untuk para pelaku UMKM, dan pelaku UMKM penyandang disabilitas agar dapat lebih mengembangkan usahanya.

|Baca juga: Allianz Life Siap Proteksi Nasabah bank bjb

Dalam menjalankan operasional bisnis, Allianz mengimplementasikan good corporate governance, untuk memastikan proses yang berlangsung di Allianz Indonesia telah sesuai dengan peraturan dan menjadi budaya dalam kegiatan sehari-hari karyawan. Contohnya adalah penetapan kebijakan dan protokol anti-fraud, komunikasi internal, serta pelatihan karyawan yang komprehensif.

Di tahun 2024, volatilitas ekonomi global masih akan berlanjut, namun ada optimisme pada kondisi ekonomi Indonesia yang masih cukup kuat dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada, walaupun akan sedikit melambat. Kondisi pasar akan mempengaruhi kinerja investasi, hal ini akan berimbas juga ke kinerja subdana asuransi jiwa unitlink. Masyarakat pun akan semakin cermat dalam memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Produk asuransi jiwa unitlink masih tetap diminati karena karakteristik produknya menawarkan perlindungan yang dapat dilengkapi dengan berbagai manfaat tambahan dan fleksibilitas, namun pergeseran minat masyarakat ke asuransi tradisional juga terjadi.

Berbagai lapisan masyarakat yang ada di Indonesia memiliki kebutuhan perlindungannya masing-masing, dan banyak sekali lapisan masyarakat yang belum terlindungi asuransi. Sehingga untuk dapat menjangkau dan memberikan layanan ke berbagai lapisan tersebut, tentunya pelaku asuransi harus melakukan inovasi dan ragam solusi serta layanan.

Di sisi lain, lanjut Ni Made, jumlah generasi muda yang kian bertumbuh menjadi peluang bagi industri asuransi. Masyarakat yang lebih muda memiliki karakteristik lebih dinamis, senang dengan hal yang mudah dan cepat, serta sangat piawai dengan penggunaan digital. “Oleh karena itu, pelaku asuransi perlu menyediakan solusi dan layanan yang inklusif serta memberikan kemudahan. Kemudian perkembangan ekonomi syariah dan halal lifestyle juga menjadi latar belakang terciptanya permintaan pasar terhadap asuransi syariah, yang menawarkan nilai-nilai universal dan saling berbagi kebaikan antarsesama,” pungkasnya.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Memangkas ‘Stunting’ di Industri Asuransi
Next Post OJK Tegaskan Komitmen Antikorupsi

Member Login

or