Media Asuransi, GLOBAL – Allianz Commercial baru saja merilis Tinjauan Keselamatan dan Pengiriman tahunannya yang mengungkapkan penurunan historis dalam kerugian kapal. Hal itu terjadi meskipun risiko meningkat akibat ketegangan geopolitik dan perubahan iklim.
Pada 2023, jumlah kapal besar yang hilang secara global menurun drastis menjadi 26 kapal, turun lebih dari sepertiga dibandingkan dengan total 41 kapal pada tahun sebelumnya. Selama dekade terakhir, kerugian pengiriman tahunan telah merosot hingga 70 persen.
|Baca: BCA Bantu Revitalisasi Kebun Kopi di Bogor, Targetkan Kenaikan Produksi 120%
Namun, kawasan maritim China Selatan, Indocina, Indonesia, dan Filipina tetap menjadi perhatian utama, dengan wilayah ini menyumbang hampir sepertiga dari kapal yang hilang pada 2023.
Kepala Konsultasi Risiko Kelautan Global Allianz Commercial Kapten Rahul Khanna mengatakan kecepatan dan sejauh mana perubahan profil risiko industri ini sangat luar biasa di masa modern. Konflik seperti di Gaza dan Ukraina mengubah pengiriman global, memengaruhi keselamatan awak dan kapal, rantai pasokan dan infrastruktur, serta bahkan lingkungan.
“Pembajakan meningkat, dengan kebangkitan kembali yang mengkhawatirkan di lepas Tanduk Afrika. Gangguan yang berlangsung akibat kekeringan di Terusan Panama menunjukkan bagaimana perubahan iklim memengaruhi pengiriman. Industri harus menghadapi tantangan terbesarnya yaitu dekarbonisasi,” ujarnya, dikutip dari Reinsurance News, Selasa, 11 Juni 2024.
Risiko masih ada
Meskipun terjadi penurunan, namun tinjauan tersebut memperingatkan risiko signifikan masih ada. Konflik geopolitik terus menjadi ancaman utama, dengan lebih dari 100 kapal menjadi target militan Houthi di Laut Merah. Gangguan terhadap pengiriman di wilayah ini terus berlanjut, disertai dengan kebangkitan kembali pembajakan di Somalia.
Akibat serangan-serangan ini, yang juga terjadi di perairan Timur Tengah, banyak kapal terpaksa mengalihkan rute mereka yang menyebabkan rute menjadi lebih panjang dan biaya operasi meningkat. Hal ini dapat mengorbankan keuntungan lingkungan karena kapal harus mempercepat perjalanan untuk menempuh jarak yang lebih jauh.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News