Media Asuransi, GLOBAL – AM Best mengungkapkan segmen asuransi siber global diperkirakan mempertahankan pertumbuhan stabil pada 2025. Hal ini didukung oleh permintaan yang menguat, tekanan regulasi, dan kemajuan teknologi dalam pemilihan risiko.
Melansir Insurance Asia, Kamis, 10 Juli 2025, meskipun pasar melemah sejak 2023 karena meningkatnya persaingan dan penurunan suku bunga, namun premi global justru naik sebesar tujuh persen menjadi US$15,3 miliar pada 2024 dan diproyeksikan tumbuh lebih dari 10 persen setiap tahun hingga 2030.
|Baca juga: Prudential Luncurkan PRUSmart Plan, Perlindungan Jiwa dengan Kepastian Manfaat
|Baca juga: Bos BEI Beri 3 Wejangan untuk Perusahaan yang Sudah IPO, Apa Saja?
Di sisi lain, pertumbuhan ini diperkirakan didorong oleh meningkatnya kesadaran risiko dunia maya, terutama di kalangan perusahaan kecil dan menengah, dan memperluas adopsi di wilayah yang belum banyak terjamah seperti Eropa dan Asia.
Meskipun ada peningkatan ancaman seperti ransomware, kompromi email bisnis, dan serangan siber bertenaga AI, namun perusahaan asuransi merespons dengan meningkatkan praktik penjaminan emisi dan penggunaan AI yang lebih luas serta pemantauan berkelanjutan.
Selain itu, reasuradur dan sumber modal alternatif, termasuk obligasi bencana siber, juga meningkatkan kapasitas lebih dari US$750 juta dikerahkan pada 2024. Namun, risiko sistemik tetap menjadi tantangan utama, karena pemadaman berskala besar dan kerugian yang mengalir di seluruh infrastruktur digital.
|Baca juga: Market Share Masih Seret, OJK Dorong 5 Jurus Ini untuk Perkuat Perbankan Syariah
|Baca juga: POJK Akses Pembiayaan UMKM Ditargetkan Terbit Agustus, OJK Pede Kredit Kembali Melesat!
Lebih lanjut, perusahaan asuransi juga sering menjadi target, karena menyimpan data klien dalam jumlah besar. Dengan prospen yang tetap stabil, dan profitabilitas yang diperkirakan bertahan meskipun ada tekanan persaingan, serta standar peraturan yang terus mendorong adopsi asuransi siber di seluruh sektor.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News