1
1

AM Best Sebut Pertumbuhan Perusahaan Asuransi Jepang Mandek di Pasar Domestik

Ilustrasi | Foto: Pexels

Media Asuransi, GLOBAL – AM Best mengungkapkan perusahaan asuransi Jepang banyak melakukan ekspansi ke luar negeri dan mengakuisisi bisnis asing. Hal ini disebabkan terbatasnya peluang pertumbuhan di pasar domestik.

Mengutip Insurance Asia, Rabu, 9 April 2025, perlambatan ini sebagian besar juga didorong oleh populasi Jepang yang menyusut dan menua, sehingga mengakibatkan tidak berjalannya permintaan produk asuransi jiwa tradisional.

|Baca juga: Para Pemimpin Dunia Mengutuk Tarif Trump, Beberapa Berjanji untuk Membalas!

|Baca juga: Garuda Indonesia (GIAA) dan Japan Airlines Resmi Kolaborasi Perluas Jaringan Penerbangan

Sejak 2021, Jepang mengalami peningkatan pada pendapatan premi tetap. Hal ini disebabkan oleh peningkatan penjualan produk jenis tabungan dengan premi tunggal. Namun, produk-produk ini menawarkan margin keuntungan yang sempit dan rentan terhadap fluktuasi suku bunga dan nilai tukar, sehingga membatasi kontribusi jangka panjangnya terhadap pendapatan.

Perkiraan lainnya ialah terdapat kekuatan yang berkelanjutan dalam penjualan bisnis baru, namun pertumbuhan premi in force yang lambat. Di sisi lain pasar asuransi domestik tetap sangat terkonsolidasi terutama di segmen non-jiwa, dan pertumbuhan PDB yang rendah semakin membatasi ekspansi organik.

|Baca juga: Mengenal Apa Itu Trading Halt? Pengertian, Cara Kerja, dan Dampaknya!

|Baca juga: Berikut Klarifikasi Allianz Indonesia terkait Isu PHK Sepihak

Akibatnya, perusahaan asuransi mendiversifikasi aliran pendapatan mereka dengan menargetkan pasar internasional seperti Amerika Serikat (AS), Australia, dan negara-negara maju lainnya. Sedangkan anak perusahaan asuransi AS milik Jepang melaporkan, lebih dari US$68 miliar premi langsung yang ditulis pada 2024.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
IHSG
Prev Post IHSG Sesi I Rabu Berbalik Melemah
Next Post Donald Trump Kehilangan Harta Rp8,5 Triliun Akibat Kebijakan Tarifnya

Member Login

or