Media Asuransi, GLOBAL – Pasar asuransi kesehatan global diperkirakan tumbuh pesat dalam dekade mendatang. Kondisi itu dengan kawasan Asia Pasifik mencatat laju pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) tertinggi sebesar 12,4 persen pada periode 2023 hingga 2033.
Dilansir dari Insurance Asia, Rabu, 25 Juni 2025, laporan Allied Market Research mencatat, pertumbuhan di Asia Pasifik didorong oleh berbagai faktor seperti pertumbuhan ekonomi yang kuat, peningkatan pendapatan masyarakat, akses layanan kesehatan yang semakin luas, serta tingginya permintaan terhadap asuransi kesehatan di negara berkembang.
|Baca juga: DBS: Hong Kong Jadi Investor Asing Paling Strategis dan Konsisten untuk Indonesia
|Baca juga: Aturan Co-Payment Asuransi Terancam Pangkas Pendapatan Rumah Sakit
Secara global, nilai pasar asuransi kesehatan mencapai US$1,7 triliun pada 2023. Angka ini diproyeksikan melonjak menjadi US$4,4 triliun pada 2033, dengan CAGR sebesar 9,6 persen selama periode 2024–2033.
Laporan tersebut menyebutkan permintaan terhadap produk asuransi terus meningkat seiring kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan perkembangan teknologi medis yang berkelanjutan. Meski prospeknya menjanjikan, namun sektor ini masih menghadapi tantangan besar.
Di antaranya adalah tingginya biaya premi, masalah keterjangkauan, serta beban regulasi yang kompleks di berbagai negara. Menariknya kelompok usia 25 hingga 34 tahun menjadi kontributor terbesar dalam pendapatan pasar asuransi kesehatan global pada 2023, dengan menyumbang lebih dari seperempat total pendapatan.
|Baca juga: Bank Dunia Beri Peringatan Keras, Ekonomi RI Bisa Anjlok Kalau Pemerintah Tidak Lakukan Ini!
|Baca juga: Bank Dunia Sebut Program Tiga Juta Rumah Jalan Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8%
Segmen usia ini diperkirakan terus mendominasi pasar berkat tingkat pekerjaan yang tinggi serta kesadaran yang meningkat akan pentingnya perlindungan asuransi. Sementara kelompok usia di bawah 25 tahun diproyeksikan mencatat pertumbuhan tercepat dengan CAGR sebesar 10,7 persen hingga 2033.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News