Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah ketatnya persaingan sektor asuransi umum, saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mencuri perhatian analis pasar. Emiten dengan nama dagang Tugu Insurance ini disebut-sebut punya keunggulan kompetitif yang layak dilirik investor.
Riset terbaru dari Ajaib Sekuritas menempatkan TUGU sebagai saham pilihan di sektor asuransi umum. Analis Ajaib Sekuritas, Rizal Rafly, menyampaikan bahwa TUGU saat ini merupakan perusahaan asuransi umum publik terbesar di Indonesia jika dilihat dari sisi perolehan premi, aset, serta ekuitas.
Meski merupakan anak usaha dari PT Pertamina (Persero), Rizal menekankan bahwa TUGU tidak bergantung penuh pada induk usahanya. Kinerja perusahaan dinilai solid secara mandiri, dengan daya saing kuat baik di pasar BUMN maupun non-BUMN.
|Baca juga: Lakukan Transisi PSAK 117, Kinerja Keuangan Konsolidasi Triwulan 1 Tugu Insurance Solid
Dalam laporannya, Rizal juga menyoroti bahwa valuasi saham TUGU tergolong sangat menarik karena diperdagangkan di bawah 0,4 kali dari rasio harga terhadap modal (Price to Book Value/PBV), jauh lebih rendah dibandingkan para pesaing yang umumnya berada di atas satu kali PBV.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kebijakan pembagian dividen TUGU yang mencapai 40 persen turut menjadi nilai tambah. Dengan pertumbuhan Book Value per Share yang stabil di kisaran lima persen per tahun, serta harga saham yang relatif rendah, potensi imbal hasil dividen menjadi lebih menarik bagi investor.
“Dengan buffer ekuitas yang cukup, TUGU berada dalam posisi yang kuat untuk mempertahankan pembagian dividen di atas 40 persen, yang kami yakini akan memberikan nilai tambah dengan meningkatkan ROE,” ujar Rizal dikutip dari keterangan resminya, Jumat, 16 Mei 2025.
Dari sisi prospek ke depan, pertumbuhan premi TUGU diprediksikan mencapai 8–11 persen untuk jangka menengah dan melampaui pertumbuhan industri sehingga terjadi peningkatan pangsa pasar. Di sisi lain, manajemen risiko yang baik juga diharapkan mampu menjaga atau bahkan menurunkan loss ratio sehingga margin dari underwriting TUGU akan semakin tebal.
|Baca juga: Tugu Insurance Konvensional & Syariah Catatkan Pertumbuhan yang Solid pada 2024
“Kami memperkirakan pertumbuhan hasil underwriting sebesar 14 persen CAGR dalam jangka menengah, dengan syarat TUGU dapat menjaga rasio kerugian di bawah 60 persen,” tambah Rizal.
Dengan berbagai pertimbangan di atas, Ajaib Sekuritas memberikan rekomendasi beli saham TUGU dengan target harga di Rp1.800 per saham atau setara dengan rasio PBV 0,6x untuk tahun 2025 dengan menggunakan asumsi rasio dividen 40–50 persen per tahun.
Terkait dividen, pekan lalu pada 8 Mei 2025 juga bertepatan dengan cum date pembagian dividen TUGU untuk tahun buku 2024. Perseroan membagikan 40 persen dari laba yang dapat diatribusikan untuk entitas induk sebagai dividen atau setara dengan Rp78,8 per saham.
Saat cum date, harga saham TUGU ditutup di Rp1.040 sehingga imbal hasil (yield) dividen TUGU setara dengan 7,6 persen. Selang sehari setelah cum date, harga saham TUGU drop 7,7 persen atau setara dengan yield dari dividen yang dibayarkan.
Namun setelah libur panjang dan perdagangan kembali dibuka, harga saham TUGU tampak mulai rebound. Pada sesi I perdagangan Rabu (14 Mei 2025), harga saham TUGU ditutup menguat 1,56 persen ke Rp975.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News