Media Asuransi, JAKARTA – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance memiliki tingkat kesehatan keuangan yang melampaui industri asuransi umum, sehingga memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang solid.
Tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan asuransi dapat diukur dari berbagai rasio. Beberapa rasio yang sering digunakan adalah rasio risk based capital (RBC) maupun rasio kecukupan investasi (RKI).
Berdasar paparan manajemen dalam public expose 2025, TUGU memiliki RBC sebesar 360,9 persen per September 2025. Rasio tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata RBC industri asuransi umum yang sebesar 326,4 persen untuk periode yang sama.
|Baca juga: Tugu Insurance (TUGU) Siap Masuk KPPE 2 dengan Ekuitas di Atas Regulasi Baru
Sementara itu, untuk RKI TUGU sebesar 272,6 persen per Juli 2025. Sementara tingkat RKI industri asuransi umum dan reasuransi berada di level lebih rendah yakni 166,5 persen untuk periode yang sama.
“RBC dan RKI di atas industri artinya kesehatan keuangan sangat baik dan risiko gagar bayar klaim sangat kecil, karena kebutuhan klaim dan cadangan juga ter-cover dengan investasi maupun modal yang dimiliki,” ungkap analis Trimegah Sekuritas, Kharel Devin.
Menurut dia, level RBC TUGU berada di kisaran yang optimal. Lebih tinggi dari ketentuan minimal OJK sebesar 120 persen, tetapi juga tidak terlalu tinggi. “Hal ini mencerminkan TUGU punya modal kuat tetapi tidak idle atau menganggur, itu esensi pentingnya,” tambahnya.
|Baca juga: Tugu Insurance (TUGU) Catatkan Hasil Jasa Asuransi Rp682,6 Miliar
Kharel juga menggarisbawahi bahwa perusahaan asuransi umum perlu menetapkan rasio RBC yang seimbang, dalam artian modalnya solid untuk menyerap risiko dan produktif sehingga mampu menghasilkan return untuk pemegang saham.
“TUGU mampu maintain RBC di kisaran 350 persen hingga 400 persen sudah cukup optimal. Pengelolaan modal produktif dan berhati-hati. Investasi juga mencatatkan perbaikan dari sisi return, mencerminkan kondisi keuangan yang solid dan sehat,” jelasnya.
|Baca juga: OJK Terbitkan Aturan Parameter Pengawasan untuk Perkuat Lembaga Keuangan Mikro
Hingga September 2025, TUGU mencatatkan pendapatan dari investasi sebesar Rp509 miliar atau tumbuh 21 persen secara year on year (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan profil keuangan yang sehat ini, Kharel menilai bahwa selain dari size, TUGU layak mendapatkan global rating “A-“ dari lembaga pemeringkat asuransi global bernama AMBest yang berpusat di Amerika Serikat.
TUGU secara konsisten mendapatkan peringkat A- dari AMBest sejak tahun 2016. Peringkat A- merupakan peringkat tertinggi untuk perusahaan di Indonesia karena juga didasarkan pada rating dari negara tempat perusahaan asuransi terkait beroperasi.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
