Media Asuransi, GLOBAL – Aon, broker asuransi dan reasuransi global, mengungkapkan bahwa kesenjangan perlindungan yang signifikan masih ada untuk aset-aset tak berwujud seperti kecerdasan artifisial (AI), siber, dan kekayaan intelektual (IP). Dalam laporan terbarunya, Aon menyoroti fakta bahwa hanya 19 persen dari aset-aset tak berwujud yang diasuransikan, sementara 60 persen dari aset-aset berwujud dijaminkan.
Namun, risiko kerugian untuk aset-aset tak berwujud jauh lebih besar daripada aset-aset berwujud, dengan kerugian rata-rata hampir 37 persen lebih tinggi.
Selama dua tahun terakhir, 56 persen dari organisasi telah mengalami eksploitasi keamanan atau pelanggaran data yang signifikan, menyadarkan akan urgensi perlunya perlindungan yang lebih baik.
|Baca juga: Aon: Industri Asuransi Tanggung US$17 Miliar dari Bencana Global di Kuartal I
Meskipun demikian, mayoritas organisasi tampaknya mengadopsi atau berencana untuk mengadopsi produk atau layanan kecerdasan buatan.
Dilansir dari laman Reinsurance News, Kamis, 16 Mei 2024, meskipun demikian, hanya sedikit organisasi yang memiliki kebijakan asuransi IP yang spesifik, meskipun hampir dua pertiga telah menunjukkan minat untuk membelinya.
Sebagai tanggapan, laporan Aon bertujuan untuk memberikan wawasan kepada bisnis untuk memahami ancaman yang berkembang dari AI, siber, dan IP, serta bagaimana asuransi dapat membantu melindungi aset-aset tak berwujud ini.
Chief Client Officer & CEO Global Enterprise Clients Aon, Lori Goltermann, menekankan pentingnya proses manajemen risiko berbasis data dan analitika bagi organisasi besar, kompleks, dan global untuk memaksimalkan nilai dan mengurangi risiko dari aset-aset tak berwujud mereka.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News