Media Asuransi, GLOBAL – Aon mengumumkan peluncuran Climate Risk Monitor yang akan membantu klien memvisualisasikan dan memahami lebih baik paparan mereka terhadap risiko iklim fisik.
Climate Risk Monitor baru dari Aon dapat mengevaluasi paparan saat ini dan di masa depan suatu organisasi terhadap risiko kronis penting seperti kekeringan, hujan lebat ekstrem, panas ekstrem, pembekuan, dan kebakaran hutan.
|Baca: Survei Aon: Serangan Siber Jadi Risiko Utama Bisnis di India
Alat ini menggunakan berbagai skenario perubahan iklim dan menyediakan laporan diagnostik tentang dampaknya pada aset individu dan portofolio, serta visualisasi geografis.
Kepala Konsultasi Risiko Iklim Global Aon Liz Henderson mengatakan, dalam pengembangan Climate Risk Monitor, Aon memanfaatkan keahlian ilmiah dan bisnis untuk mengubah sejumlah besar data iklim yang tervalidasi dengan baik menjadi informasi yang berguna bagi klien.
“Pentingnya hasil ini tidak hanya dalam manajemen risiko fisik, tetapi juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan terkait modal manusia, seperti kesehatan dan talent,” ujarnya, dikutip dari keterangan resminya, Senin, 25 Maret 2024.
Dengan alat ini, manajer risiko dapat lebih memahami risiko iklim dan membantu dalam penempatan asuransi properti bagi organisasi mereka melalui kerja sama dengan broker dari Aon untuk mendapatkan batasan optimal dan harga perpanjangan.
Bantu evaluasi
Climate Risk Monitor juga dapat membantu klien dalam mengevaluasi perubahan profil risiko serta mengelola risiko di lokasi yang mungkin mengalami perubahan kondisi iklim. Alat ini juga mendukung dalam menunjukkan pemahaman dan perencanaan iklim kepada pemangku kepentingan, serta mendukung pengungkapan iklim.
Tujuannya adalah memberikan informasi yang lebih baik kepada perusahaan asuransi dalam pemilihan risiko, penetapan harga, dan perpanjangan reasuransi. Alat ini menggunakan skenario emisi IPCC (SSP-RCP) standar dengan berbagai jangka waktu untuk memenuhi persyaratan regulasi.
Aon memanfaatkan output dari beberapa model iklim global yang berasal dari lembaga akademik dan pemerintah global untuk menghasilkan metrik bencana yang relevan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
1 
