1
1

Aon Pelajari Tantangan-Tantangan Terkini yang Dihadapi Reasuransi

Ilustrasi.| Foto: Akseleran

Media Asuransi, GLOBAL – CEO Solusi Reasuransi Aon Australia dan Selandia Baru, John Carroll, mengatakan bahwa hasil keuangan perusahaan reasuransi global pada tahun 2023 merupakan hal positif yang nyata bagi industri. Ini merupakan peristiwa setelah perusahaan reasuransi bertahun-tahun mengalami kesulitan keuangan, hingga pada akhirnya perusahaan reasuransi dunia telah berhasil memperbaiki neraca keuangan mereka.

Namun, sebagian besar berita positif ini berasal dari pergeseran beban keuangan ke perusahaan asuransi dunia. Misalnya, kerugian akibat bencana alam. Meskipun musim badai relatif tidak berbahaya tahun ini, kerugian masih akan mencapai US$100 miliar pada tahun 2023.

“Yang penting, apa yang terjadi adalah sebagian besar dari kerugian tersebut telah ditanggung oleh perusahaan asuransi dan belum dialihkan ke pasar reasuransi,” kata Carroll dikutip dari Insurance Business.

|Baca juga: AON: Ada Beberapa Permasalahan Manajemen Risiko yang Sangat Mendesak

Dalam sebuah webinar Asosiasi Akuntan Jasa Keuangan (FSAA), Carroll yang memiliki lebih dari tiga dekade pengalaman di industri reasuransi, merinci berbagai faktor pendorong di balik sulitnya pasar asuransi saat ini dan bagaimana perusahaan reasuransi menanggapinya.

Enam tahun berkinerja buruk

“Pada tahun lalu, pasar berada di ambang jurang yang benar-benar sulit untuk beberapa waktu. Hasilnya membaik setelah koreksi harga, tetapi industri ini melihat periode enam tahun dengan rasio gabungan rata-rata lebih dari 100% dan pengembalian ekuitas hanya di bawah 6%,” kata Carroll.

Dia mengatakan bahwa imbal hasil ini jauh di bawah estimasi biaya modal. Hasil penjaminan emisi juga relatif buruk dan hasil investasi menurun. “Hal ini berarti berkurangnya modal yang tersedia untuk industri reasuransi,” tuturnya.

Kemudian, lanjut Carroll, pada kuatral III/2022 dan kuartal IV/2022, Badai Ian baru saja menerjang Amerika Serikat dan menyebabkan kerugian pasar sebesar US$50 miliar. “Jadi pasar reasuransi tiba-tiba melakukan remediasi dan tindakan korektif sehubungan dengan apa yang telah terjadi selama enam tahun dan apa yang terjadi pada penutupan tahun lalu,” ujarnya.

Meskipun Badai Ian bukan penyebab langsung dari tindakan perbaikan, Carroll menyatakan bahwa hal tersebut merupakan alasan yang signifikan mengapa para reasuradur mengambil tindakan ketika mereka melakukannya. Tindakan tersebut, merupakan hasil dari enam tahun kinerja buruk para reasuradur. “Kami telah memetakan rata-rata pengembalian ekuitas selama enam tahun dari 2017 hingga 2022,” katanya.

Carroll menambahkan bahwa imbal hasil yang buruk dari pasar-pasar terkemuka, merupakan dorongan nyata bagi perubahan besar dalam syarat dan ketentuan pasar menjelang tahun 2023.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Waspadai Penyakit yang Muncul di Musim Hujan
Next Post Survei Zurich: Eksekutif Indonesia Khawatir dengan Perlambatan Ekonomi

Member Login

or