Media Asuransi, GLOBAL – Aon memprediksi kerugian yang disebabkan oleh Topan Gaemi mencapai ratusan juta dolar. Adapun sisa-sisa Topan Gaemi, yang dikombinasikan dengan angin muson barat daya, telah memicu banjir dan tanah longsor parah di beberapa wilayah Asia.
Dilansir dari laman Insurance Asia, Rabu 7 Agustus 2024, dampak terparah dirasakan di tenggara China, khususnya provinsi Hunan, serta di daerah perbatasan antara Korea Utara dan Timur Laut China.
Penilaian awal kerusakan menunjukkan kerugian ekonomi yang signifikan, termasuk US$245 juta di Taiwan dan US$220 juta di provinsi Fujian, China, tempat Gaemi pertama kali mendarat. Penilaian lebih lanjut sedang berlangsung untuk menentukan sejauh mana kerusakan di timur laut China dan Korea Utara.
Setelah mendarat untuk kedua kalinya pada 25 Juli, sisa-sisa Topan Gaemi membawa hujan deras selama beberapa hari ke tenggara China, dengan provinsi Hunan mengalami kerusakan signifikan.
Hujan deras mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor, menewaskan setidaknya 30 orang dan menyebabkan 35 orang lainnya hilang di dekat Zixing. Banjir juga menyebabkan kerusakan luas, dengan 1.300 jalan dan 1.400 rumah rusak serta fasilitas komunikasi terganggu. Tanah longsor tambahan di Hengyang dan Chenzhou menewaskan 18 orang lagi.
|Baca juga: Klaim Fiktif ke BPJS Kesehatan Terbongkar, DAI: Perusahaan Asuransi Perketat Analisis dan Pengawasan!
|Baca juga: Bank Muamalat Kerja Sama dengan PW Muhammadiyah di Sumatera
|Baca juga: Pendanaan Insurtech Tembus Level Tertinggi di Kuartal II/2024, Berikut Rinciannya!
Di seluruh Hunan, setidaknya 100.000 hektare lahan pertanian terendam, dan tiga tanggul sungai jebol di sepanjang Sungai Juanshui, menyebabkan evakuasi lebih dari 4.000 penduduk.
Dampak badai meluas jauh melampaui Hunan, memengaruhi daerah perbatasan antara Korea Utara dan China. Hujan deras 27 hingga 28 Juli menyebabkan banjir parah di provinsi Liaoning dan Jilin di China, serta provinsi North Phyongan, Ryanggang, dan Jagang di Korea Utara. Di Liaoning, dua stasiun hidrologi di sepanjang Sungai Yalu mencatat rekor ketinggian air baru.
Banjir di timur laut China memaksa evakuasi lebih dari 45.000 orang di Liaoning saja, sementara pejabat Jilin mengeluarkan tanggapan darurat level 1, menghentikan sekolah, bisnis, dan transportasi umum di tengah pemadaman listrik yang meluas.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News