1
1

Aon: Renewal Reasuransi APAC Bulan April Setelah Alami Gejolak di 1/1

Industri reasuransi global. | Foto: Ist

Media Asuransi, GLOBAL – CEO Aon Reinsurance Solutions APAC, George Attard, mengatakan bahwa pembaruan Asia – Pacific (APAC) berjalan dengan tertib dikarenakan pasar reasuransi berada pada pijakan yang lebih stabil setelah gejolak 1/1 atau 1 Januari 2023.

Dikutip dari Reinsurance News, Attard menyatakan bahwa 1 April merupakan renewal yang signifikan bagi kawasan Asia Pasifik, yang merupakan pasar bencana dan rumah bagi beberapa penempatan reasuransi terbesar di dunia.

Dia menjelaskan bahwa secara historis, APAC telah kebal terhadap fluktuasi siklus pasar reasuransi dan menambahkan bahwa meskipun dinamika permintaan-penawaran yang terlihat pada renewal 1 Januari telah terjadi pada bulan April, efeknya pun lebih moderat.

“Secara umum, harga untuk pertanggungan bencana alam di APAC akan meningkat tajam pada 1 April, dengan tingkat retensi yang juga meningkat,” ujar Attard.

Namun, Attard melanjutkan, faktor-faktor lokal telah membantu pengurangan dampak dari reinsurance hard market. Permintaan relatif datar, sebagian karena tingkat inflasi yang lebih rendah di Asia, terutama di Jepang, sementara pasokan relatif stabil.

|Baca juga: Berenberg: Profitabilitas Reasuransi Akan Meningkat

“Setelah peristiwa 1 Januari, para reasuradur menetapkan kembali selera risiko mereka untuk eksposur bencana alam, dan meskipun tidak ada pendatang baru di pasar, banyak pemain yang sudah mapan telah meningkatkan partisipasi mereka di wilayah APAC, diyakinkan oleh harga dan kondisi yang membaik,” ujarnya.

Attard mencatat bahwa hal ini ditambah dengan kesediaan perusahaan asuransi untuk meningkatkan retensi, telah menempatkan pasar pada jalur yang tepat untuk hasil yang pragmatis untuk pembaruan.

Lebih lanjut, Jepang, yang melihat sebagian besar reasuransi bencana diperbaharui pada tanggal 1 April, diuntungkan oleh koreksi harga pada tahun-tahun sebelumnya, dengan kenaikan tarif untuk gempa bumi dan badai angin pada tanggal 1 April yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa pada tanggal 1 Januari.

Attard menyimpulkan, saat pihaknya menutup perpanjangan bulan April, semua mata sekarang akan beralih ke perpanjangan asuransi bencana properti pertengahan tahun di Asia Pasifik, khususnya Australia dan Selandia Baru yang keduanya telah mengalami peristiwa bencana yang luar biasa besar.

“Meskipun cenderung menantang dengan tekanan yang terus berlanjut pada tingkat harga dan retensi, pembaruan pertengahan tahun yang teratur diantisipasi untuk wilayah APAC mengingat perubahan harga yang diterapkan pada tahun 2022 dan dinamika penawaran-permintaan yang terus berkembang” tegasnya.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Garuda dan Citilink Siapkan 1,2 Juta Kursi untuk Mudik Lebaran 2023
Next Post ASEAN-BAC Indonesia, Dorong Ekonomi Digital ASEAN dan Inklusi Keuangan untuk UMKM dengan Tiga Strategi Baru

Member Login

or