Media Asuransi, JAKARTA – Ketua Bidang Operational of Excellence AAJI, Yurivanno Gani, menyampaikan bahwa industri asuransi jiwa tetap berada pada posisi yang sehat secara finansial. Hingga September 2025, total aset industri mencapai Rp648,58 triliun, tumbuh 3,2%.
“Sebanyak 88,1% dari total aset merupakan aset investasi senilai Rp571,40 triliun. Stabilitas investasi menjadi penopang utama perlindungan jangka panjang bagi masyarakat,” ungkap Yurivanno dalam paparan kinerja industri asuransi jiwa periode Januari-September 2025, Senin, 8 Desember 2025.
|Baca juga: Nilai Klaim Industri Asuransi Jiwa Turun 7,9% di Triwulan III/2025
Menurutnya, hasil investasi industri naik 25,5% menjadi Rp33,81 triliun, didorong menguatnya pasar modal. Industri asuransi jiwa juga melakukan diversifikasi penempatan investasi di beberapa instrumen yang diperkenankan oleh OJK, antara lain: Surat Berharga Negara (SBN) tumbuh sebesar 15,2% dengan kontribusi terhadap total investasi sebesar 41,5% atau setara dengan Rp 236,88 triliun.
Sementara, saham mengalami penurunan sebesar 14% dengan kontribusi terhadap total investasi sebesar 21,8% atau setara dengan Rp124,57 triliun. Demikian pula reksadana turun sebesar 2,4% dengan kontribusi terhadap total investasi sebesar 12,4% atau setara dengan Rp70,60 triliun.
|Baca juga: Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Naik 3,2% di Kuartal III/2025
Sedangkan, sukuk korporasi mengalami pertumbuhan sebesar 16% dengan kontribusi terhadap total investasi sebesar 9,4% atau setara Rp53,92 triliun. Berbalik dengan deposito mengalami penurunan sebesar 4,1% dengan kontribusi terhadap total investasi sebesar 5,8% atau setara dengan Rp33,17 triliun.
“Dominasi produk tradisional mendorong industri untuk memilih instrumen investasi yang aman dan berjangka panjang, sehingga pembayaran manfaat kepada para pemegang polis dapat terjamin meski ekonomi bergerak dinamis,” tambah Yurivanno.
Editor : Wahyu Widiastuti
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
