1

Asing Ramai-ramai Cabut, AXA Financial Indonesia Justru Perkuat Investasi di SBN

Ilustrasi. | Foto: Allianz Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah derasnya arus keluar dana asing dari pasar Surat Berharga Negara (SBN), sektor asuransi justru tampil sebagai penopang utama. Salah satunya PT AXA Financial Indonesia (AFI) yang menegaskan tetap memprioritaskan obligasi, khususnya SBN, sebagai instrumen investasi utama.

Chief of Health AXA Financial Indonesia Yudhistira Dharmawata mengatakan obligasi memiliki porsi terbesar dalam portofolio investasi perusahaan.

|Baca juga: AXA Financial Indonesia Siap Patuhi Regulasi Risk Sharing dari OJK

“Kalau yang dilihat (dari laporan keuangan AFI), kan utamanya investasi memang di obligasi ya. Obligasi yang pertama. Kenapa obligasi? Karena biasanya kami harus matching antara aset dan liabilitas,” ujar Yudhistira, di Jakarta, Rabu, 1 Oktober 2025.

Yudhistira menambahkan kontribusi obligasi terhadap total investasi AFI bahkan mendekati 90 persen, sehingga menjadi instrumen terbesar dibandingkan dengan instrumen lainnya yang porsinya jauh lebih kecil. Ia menjelaskan pemilihan obligasi dilakukan dengan prinsip kehati-hatian karena produk asuransi menuntut adanya jaminan kepastian hasil.

“Mungkin kalau obligasi sudah 90 persen sendiri kali ya kontribusinya, jadi sudah nomor satu paling besar berarti kan. Yang lain sudah tidak banyak,” jelasnya.

Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2025, investasi AFI pada SBN tercatat Rp4,44 triliun, naik dibandingkan dengan Juni 2024 yang sebesar Rp3,98 triliun. Sementara itu, investasi pada obligasi korporasi justru turun menjadi Rp287,07 miliar dari Rp302,73 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

|Baca juga: Spin-Off UUS Asuransi Kian Marak, Bos Prudential Syariah: Kesenjangan Perlindungan Bakal Menyempit!

|Baca juga: Taspen Serahkan Manfaat Pensiun dan THT kepada Sri Mulyani

Fenomena meningkatnya peran asuransi seperti AFI dalam menopang pasar obligasi pemerintah terjadi ketika investor asing terus mengurangi kepemilikannya.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan porsi kepemilikan asing di obligasi Indonesia turun ke level 14,2 persen pada 25 September 2025, dari 14,67 persen di akhir Agustus. Arus keluar dana asing tercatat mencapai Rp40 triliun sejak reshuffle kabinet yang mengganti Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa.

Kondisi ini sejalan dengan pengamatan PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) yang menyebut sektor domestik, khususnya perbankan, asuransi, dan dana pensiun, semakin aktif mengoleksi obligasi pemerintah sepanjang tahun. Dengan dominasi portofolio pada SBN, AFI diyakini bakal terus menjaga perannya sebagai penopang pasar obligasi di tengah volatilitas global.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post AXA Financial Indonesia Siap Patuhi Regulasi Risk Sharing dari OJK
Next Post Ini Tanggapan Bos Prudential Indonesia soal Skema Risk Sharing

Member Login

or