1
1

Asuransi dan Reasuransi Diminta Mitigasi Risiko Stabilitas Keuangan Akibat Dampak Iklim

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) dan Dewan Risiko Sistemik Eropa atau The European Systemic Risk Board (ESRB) menekankan terkait peran penting asuransi dan reasuransi. Peranan itu dalam memitigasi risiko stabilitas keuangan terkait dampak iklim di seluruh Uni Eropa (UE).

Mengutip Reinsurance News, Jumat, 29 Desember 2023, laporan itu membahas kerentanan lembaga-lembaga keuangan dan menekankan perlunya langkah-langkah proaktif untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.

|Baca:  Pembukaan Perdagangan: Kurs Rupiah Melemah di Rp15.431/US$

Laporan tersebut mengungkapkan bank-bank secara signifikan terpapar pada perusahaan dan rumah tangga beremisi tinggi, dengan pangsa sektor beremisi tinggi dalam pemberian pinjaman bank 75 persen lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas ekonomi. Selain itu, 60-80 persen pinjaman hipotek di kawasan euro ditujukan untuk rumah tangga beremisi tinggi.

Perubahan iklim merupakan ancaman nyata bagi stabilitas keuangan, tidak hanya karena peningkatan bahaya iklim yang terlihat, tetapi juga karena harga yang terlalu rendah dan kurangnya asuransi atas risiko iklim di masa depan.

Advokasi strategi makroprudensial yang kuat

Untuk mengatasi risiko-risiko ini, laporan tersebut mengadvokasi strategi makroprudensial yang kuat yang melampaui sektor perbankan dan mencakup peminjam dan intermediasi keuangan non-bank.

Perangkat makroprudensial Uni Eropa yang sudah ada seperti penyangga risiko sistemik dan batas konsentrasi risiko, diidentifikasi sebagai hal yang penting dalam menangani risiko stabilitas keuangan terkait iklim dengan cara yang ditargetkan dan terukur.

|Baca: Pefindo Tegaskan Peringkat Medco Energi Internasional (MEDC) idAA-

Laporan ini juga menyoroti degradasi alam sebagai faktor risiko tambahan untuk stabilitas keuangan. Laporan ini menekankan bahwa 75 persen pinjaman bank dan lebih dari 30 persen investasi perusahaan asuransi dalam bentuk obligasi dan ekuitas perusahaan berada di sektor-sektor yang sangat bergantung pada jasa ekosistem.

Selain itu, kesenjangan perlindungan asuransi di seluruh negara kawasan euro cukup signifikan, dengan hanya 25 persen dari rata-rata kerugian iklim yang diasuransikan saat ini.

Reasuransi diidentifikasi sebagai pemain kunci dalam mengelola risiko dari kejadian-kejadian dengan frekuensi rendah dan berdampak besar. Namun, laporan tersebut mencatat bahwa dengan meningkatnya frekuensi dan tingkat keparahan kejadian terkait iklim, perusahaan reasuransi mungkin menghadapi tantangan dalam menentukan harga risiko secara memadai.

Instrumen pasar modal, termasuk obligasi bencana, disarankan sebagai alat pelengkap untuk mendukung skema reasuransi tradisional dan asuransi swasta, memberikan diversifikasi dan berpotensi menggabungkan penjaminan risiko dengan investasi berdampak.

Laporan ini mengusulkan solusi-solusi di tingkat Uni Eropa untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada, termasuk penciptaan skema publik untuk asuransi bencana alam yang mencakup berbagai macam bahaya.

Hal ini tidak hanya akan mengurangi biaya ekonomi dan mempercepat upaya pemulihan, tetapi juga memberikan insentif untuk mengurangi risiko melalui langkah-langkah mitigasi dan adaptasi. Dana yang diusulkan untuk seluruh Uni Eropa ini akan menjadi tambahan untuk pendanaan perubahan iklim yang sudah ada, dengan perlindungan terhadap bahaya moral.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pembukaan Perdagangan: Kurs Rupiah Melemah di Rp15.431/US$
Next Post Peringkat MTN Ricobana Abadi Diturunkan Jadi idD dengan Prospek Negatif

Member Login

or