Media Asuransi, GLOBAL – Laporan dari AmInvestment Bank Bhd menunjukkan sektor asuransi dan takaful Malaysia diproyeksikan mengalami peningkatan permintaan pertanggungan yang moderat pada semester I/2024.
“Perkiraan ini dipengaruhi oleh ketidakpastian seputar pergerakan suku bunga dan inflasi di negara maju. Laporan ini juga mencatat bahwa klaim tetap tinggi karena inflasi dan pelemahan ringgit,” tulis laporan tersebut, dikutip Rabu, 17 Januari 2024.
|Baca: Legislator: Kenaikan Pajak Hiburan Rugikan Pelaku Ekonomi Kreatif
Penelitian yang dilaporkan The Malaysian Reserve ini mengindikasikan premi dan kontribusi bruto di sektor asuransi dan takaful diperkirakan tumbuh moderat pada 2024. Prospek ini dibentuk oleh faktor-faktor seperti peningkatan utang rumah tangga dan tekanan biaya hidup, yang berpotensi diperburuk oleh perpanjangan rasionalisasi subsidi bahan bakar RON95.
Inflasi 2024 berkisar 2,5-3,5 persen
Para ekonom Bank Mandiri memproyeksikan inflasi pada 2024 berkisar antara 2,5-3,5 persen, dengan memperhitungkan dampak rasionalisasi subsidi dan kenaikan pajak jasa. Namun, terdapat potensi inflasi yang lebih tinggi jika rasionalisasi subsidi meluas ke bahan bakar RON95.
“Selama sembilan bulan pertama 2023, premi dan kontribusi bruto gabungan asuransi umum dan takaful tumbuh 9,7 persen dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh sektor-sektor seperti kebakaran, motor, kelautan, penerbangan, transit, rekayasa semua risiko kontraktor, tanggung gugat, medis, dan kesehatan,” kata Ekonom Bank Mandiri.
Melihat ke depan hingga 2024, Bank Mandiri memperkirakan premi dan kontribusi bruto untuk asuransi umum dan takaful akan mencatat pertumbuhan satu hingga dua digit yang tinggi. Namun, pertumbuhan premi dan kontribusi kendaraan bermotor diperkirakan lebih rendah setelah berakhirnya pembebasan pajak penjualan dan jasa.
Untuk premi dan kontribusi takaful jiwa/keluarga, diproyeksikan pertumbuhan pertengahan satu hingga 10 persen untuk 2024. Laporan tersebut menunjukkan hambatan ekonomi makro dan tekanan inflasi dapat menyebabkan kehati-hatian konsumen dalam mengambil rencana asuransi jiwa jangka panjang.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News