Media Asuransi, JAKARTA – PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk pada tahun 2023 akan lebih fokus menggarap segmen industri ritel baik untuk asuransi properti maupun asuransi kendaraan bermotor.
Dikutip dari dokumen laporan Pelaksanaan Paparan Publik perseroan yang diselenggarakan pada 25 November 2022, manajemen perseroan menyatakan akan membuka kantor pemasaran di kota-kota besar di seluruh Indonesia dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.
Terkait dengan isu geopolitik perang di Ukraina, manajemen perseroan menyatakan bahwa bisnis asuransi yang terdampak adalah jenis asuransi pengangkutan karena Ukraina adalah penghasil gandum.
“Karena negara Ukraina termasuk dalam list Sanction Countries, sehingga perusahaan telah melakukan antisipasi yaitu tidak menutup asuransi atau memberikan jaminan asuransi pengangkutan yang rute pengangkutannya berasal dari Ukraina atau sebaliknya yang rute pengangkutannya menuju ke Ukraina,” papar manajemen perseroan.
Untuk tahun 2023, perseroan menargetkan pertumbuhan premi minimum 20% secara keseluruhan baik untuk asuransi umum maupun asuransi kesehatan. Perseroan sedang menyusun bujet dan perencanaan dengan harapan di akhir tahun 2023 mendapatkan hasil positif.
|Baca juga: Total Aset Asuransi Dayin Mitra Naik 18,46%
Kondisi finansial perusahaan pada saat pemaparan sudah diinformasikan secara konsolidasi,yakni bisnis perusahaan terdiri dari unit bisnis asuransi umum (marine cargo, property, kendaraan bermotor) dan asuransi kesehatan.
Pada saat ini kondisi finansial yang kurang baik ada pada bisnis asuransi kesehatan dikarenakan tahun 2022 kinerja bisnis asuransi kesehatan di luar perkiraan/perencanaan perusahaan.
Penyebab kinerja bisnis asuransi kesehatan yang kurang baik karena terjadinya antara lain, pertama, peningkatan klaim-klaim besar. Klaim-klaim besar yang dimaksudkan antara lain operasi jantung, kecelakaan yang memerlukan operasi dimana secara nomimal cukup besar dibandingkan tahun 2021.
Kedua, melonjaknya kunjungan peserta asuransi ke rumah sakit. Di masa pandemi, masyarakat cenderung melakukan konsultasi kesehatan dilakukan melalui online/telemedicine (Halodoc, Alodokter) di mana biayanya relatif murah dibandingkan dengan melakukan konsultasi kesehatan dengan kunjungan langsung ke rumah sakit / klinik di mana biayanya relatif mahal.
Di tahun 2022 setelah dilakukan analisis terjadi peningkatan sebesar 35% atas klaim biaya konsultasi kesehatan dikarenakan pergeseran konsultasi dari online menjadi offline. Penjelasan perusahaan dengan adanya peningkatan klaim di tahun 2022 yang terjadi di luar perencanaan perusahaan didasari 3 faktor yaitu pertama, munculnya varian baru di tahun 2022, perkiraan peserta untuk berobat ke rumah sakit tidak mengalami kenaikan.
Kedua, di masa pandemi, masyarakat melaksanakan WFH (work from home). Dengan WFH terjadi pembatasan diri untuk berinteraksi dengan pihak lain sehingga untuk terpapar penyakit kemungkinan kecil terjadi. Ketiga, di masa pandemi, masyarakat cenderung untuk melakukan pola hidup sehat, seperti: minum vitamin, olahraga teratur dan melakukan kegiatan positif yang menaikkan imunitas tubuh.
|Baca juga: PT Asuransi Untuk Semua Sasar Seluruh Kelompok Masyarakat
Di tahun 2022, ketiga faktor tersebut tidak sesuai perkiraan perusahaan. Justru di tahun 2022 kunjungan peserta asuransi ke rumah sakit mengalami kenaikan. Masyarakat yang selama pandemi melakukan penundaan konsultasi kesehatan, namun di tahun 2022 mulai mengajukan klaim kesehatan.
Adapun mitigasi yang dilakukan perusahaan sejauh ini antara lain mengarahkan peserta asuransi yang belum mengetahui adanya atau belum mengerti penggunaan konsultasi telemedicine. Selanjutnya, melakukan analisa terhadap sumber bisnis dengan polis-polis yang mempunyai claim ratio tinggi yaitu tidak memperpanjang polisnya apabila sudah jatuh tempo.
Untuk polis dengan masa pertanggungan yang masih ada melakukan analisa klaim misalnya klaim operasi, perseroan bekerjasama dengan pihak provider rumah sakit dimana biaya rumah sakit diupayakan lebih efisien namun tetap dapat memberikan tindakan dan pelayanan yang sama dan baik. Upaya mitigasi lain yang dilakukan adalah melakukan wellness program (pola hidup sehat).
Berkaitan dengan bisnis asuransi kesehatan yang mengalami penurunan kinerja, perseroan akan lebih prudent dalam melakukan penerimaan bisnis asuransi kesehatan.
Sementara itu, RKI (Rasio Kecukupan Investasi) pada 2022 juga mengalami penurunan karena terjadi peningkatan klaim-klaim besar dimana diiringi dengan adanya kelambatan dalam hal recovery reasuransi.
“Menjawab pertanyaan terkait sisa waktu sampai dengan akhir tahun 2022, produksi diperkirakan tidak cukup untuk menutup kerugian,” jelas manajemen.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News