Media Asuransi, GLOBAL – Allied Market Research melaporkan pasar asuransi jiwa berjangka diproyeksikan mencapai US$2,4 triliun pada 2032. Kondisi itu dengan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 8,7 persen dari 2024 hingga 2032.
Melansir Insurance Asia, Rabu, 16 Juli 2025, secara regional, Asia Pasifik diproyeksikan mengalami pertumbuhan terkuat pada 2032. Faktor-faktor yang berkontribusi termasuk meningkatnya kelas menengah, meningkatnya pendapatan yang dapat dibelanjakan, dan meningkatnya kesadaran akan perlunya asuransi jiwa di seluruh wilayah.
|Baca juga: Saham Allo Bank (BBHI) Tiba-tiba Melejit, Begini Penjelasan Manajemen
|Baca juga: Saham GOTO Ngos-ngosan Usai Kantor Digeledah Kejagung Terkait Kasus Korupsi Chromebook Rp9,9 Triliun
Di sisi perkembangan ekonomi dan literasi keuangan yang lebih kuat, diharapkan dapat mendukung ekspansi pasar di negara-negara seperti India, China, dan negara-negara Asia Tenggara. Dalam hal jenis asuransi, asuransi jiwa berjangka tingkat individu menyumbang lebih dari 60 persen dari total pendapatan pasar pada 2023.
Popularitasnya disebabkan oleh opsi pertanggungan yang dapat disesuaikan, yang memungkinkan individu untuk memilih jangka waktu polis, uang pertanggungan, dan rider berdasarkan kebutuhan keuangan pribadi.
|Baca juga: Ada Aturan Co-Payment, Pengamat: Masuk Akal Jika OJK Ubah Jadi POJK
|Baca juga: AdaKami Komitmen Dukung Literasi Keuangan Digital di Timur Indonesia
Meskipun demikian, asuransi jiwa berjangka tingkat kumpulan diproyeksikan mencatatkan CAGR tertinggi hingga 2032. Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan dari perusahaan dan organisasi yang menawarkan perlindungan jiwa yang hemat biaya untuk jumlah karyawan yang besar, dengan penjaminan yang disederhanakan dan premi yang terjangkau.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News