1
1

Asuransi Jiwa Berpeluang Tingkatkan Bisnis Asuransi Kesehatan

Seorang karyawan sedang berkomunikasi menggunakan gawai di depan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor AAJ) Jakarta, Rabu, 23 November 20/22.

Media Asuransi, JAKARTA – Asosiasi Asuransi jiwa Indonesia (AAJI) memperkirakan bakal ada peningkatan nilai klaim untuk pertanggungan asuransi kesehatan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya proyeksi inflasi medis sekitar 13,6% di tahun 2023, perkembangan teknologi medis yang terbaru dan tren masyarakat yang memulai kembali perawatan kesehatan yang sempat tertunda di masa pandemi.

“Industri asuransi jiwa tentunya senantiasa memberikan perlindungan yang maksimal kepada para nasabahnya. Kami berupaya untuk selalu memenuhi tanggung jawab kami untuk membayarkan klaim nasabah sepanjang klaim tersebut sesuai dengan kesepakatan pada polis,” kata Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, dalam Media Workshop yang diselenggarakan AAJI, 25 Juli 2023.

Budi mengungkapkan ada peluang bagi industri asuransi jiwa, adapun strategi untuk menangkap peluang tersebut adalah perusahaan asuransi akan memanfaatkan keran distribusi seperti agen, bancassurance dan sebagainya.

|Baca juga: Ketua AAJI Ajak Masyarakat Segera Memiliki Asuransi Kesehatan

“Kita tahu KRIS (Kelas Rawat Inap Standar) ini sebarannya sangat luas. Yang kota besar gampang, tapi yang di kota lain yang kecil itu perlu ditangani secara digital. Nah, ini bisa melalui inovasi seperti insurtech dan sebagainya,” katanya.

Sementara itu, Head of Operation Global Excel (third party administration for health), Andri Saputro, menyampaikan bahwa untuk beberapa biaya perawatan kesehatan memang terdapat peningkatan untuk menyesuaikan kondisi saat ini.

“Adanya peningkatan biaya perawatan kesehatan yang terjadi saat ini tentunya diimbangi dengan peningkatan layanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan kepada masyarakat. Hal tersebut merupakan komitmen yang terus kami jaga untuk mendorong kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan kesehatan yang maksimal,” ujarnya.

Ketua Umum Terpilih Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra menyatakan bahwa peningkatan biaya kesehatan disebabkan adanya inflasi biaya kesehatan yang meningkat drastis di era pandemi. Adapun faktor penyebabnya adalah meningkatknya permintaan, biaya produksi yang naik, adanya ketidakpastian, jumlah fasilitas dan sarana kesehatan yang tidak sebanding serta motif mencari keuntungan.

“Berdasarkan faktor-faktor tersebut, masyarakat harus mengatur strategi untuk mensiasati kenaikan biaya kesehatan, diantaranya dengan menjadi peserta dalam jaminan kesehatan, menggunakan asuransi kesehatan, menyisihkan anggaran kesehatan rutin dan melakukan evaluasi berkala terhadap keuangan maupun produk proteksi kesehatan,” jelas Hermawan.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post The Fed Tingkatkan Suku Bunga Ke Level Tertinggi Dalam 22 Tahun Terakhir
Next Post MARKET REVIEW: Asing Net Buy Rp717 Miliar pada Saham Big Banks

Member Login

or