Media Asuransi, GLOBAL – Sektor asuransi jiwa di China mencatatkan pertumbuhan pesat dengan kenaikan premi nominal sebesar 12,8 persen pada 2023, jauh lebih tinggi dari kenaikan empat persen di 2022. Pertumbuhan ini tidak hanya menguntungkan industri asuransi, tetapi juga berimbas pada peningkatan ketahanan finansial di seluruh negara.
Melansir Insurance Asia, Jumat, 23 Agustus 2024, menurut Indeks Resiliensi dari Swiss Re Institute (SRI), tingkat resiliensi China meningkat sebesar 2,3 poin persentase, sehingga total resiliensi nasional mencapai 38,3 persen. Angka ini mencerminkan semakin kuatnya kemampuan masyarakat dalam menghadapi risiko finansial, terutama terkait perlindungan jiwa.
Peningkatan resiliensi ini sejalan dengan berkurangnya kesenjangan perlindungan terhadap risiko kematian di 31 provinsi di China sebesar enam persen. Kesenjangan ini mengukur potensi kekurangan finansial yang dapat dialami keluarga jika pencari nafkah utama meninggal dunia secara mendadak.
|Baca juga: OJK Luncurkan Program GENCARKAN
|Baca: Basuki Minta Semua Pihak Dukung Kesuksesan PON XXI
Dengan berkurangnya kesenjangan tersebut, masyarakat China kini memiliki perlindungan yang lebih baik, sehingga mereka lebih siap dalam menghadapi risiko kehilangan penghasilan. Ini menandakan asuransi jiwa semakin berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi keluarga di berbagai wilayah.
Pertumbuhan sektor asuransi jiwa di China menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan finansial semakin meningkat. Hal ini menjadi langkah positif dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah berbagai tantangan global.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News