1
1

Asuransi Jiwa Jepang Akan Tingkatkan Kepemilikian di Obligasi Pemerintah US$14,7 Miliar

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Perusahaan-perusahaan asuransi jiwa Jepang meningkatkan kepemilikan obligasi pemerintah Jepang (Japanese Government Bonds/JGB) pada tahun ini, karena mereka memperkirakan adanya pergeseran dalam kebijakan ultraloose Bank of Japan (BOJ) yang kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga.

Sembilan dari 10 perusahaan asuransi jiwa besar mengatakan kepada Nikkei bahwa mereka berencana untuk meningkatkan kepemilikan JGB jangka panjang 20 hingga 40 tahun pada tahun fiskal 2023, dengan peningkatan yang diperkirakan akan mencapai 2 triliun yen (US$14,7 miliar).

Mengenai faktor-faktor yang akan mempengaruhi rencana investasi mereka, banyak yang mengutip inflasi dan kebijakan moneter di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.

|Baca juga: S&P: Pricing Power Perusahaan Asuransi P&C untuk Dorong Pendapatan Underwriting

Melihat imbal hasil jangka panjang, perusahaan asuransi jiwa terutama membeli instrumen-instrumen yang sangat panjang dengan jangka waktu 20 hingga 40 tahun. Sembilan dari 10 perusahaan asuransi menambahkan total sekitar 3,7 triliun yen untuk kepemilikan JGB mereka pada tahun fiskal 2022.

Pada tahun 2025, Jepang akan memperkenalkan standar modal baru yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kekuatan keuangan perusahaan asuransi jiwa. Untuk membatasi dampak fluktuasi suku bunga, sangat penting bagi perusahaan asuransi untuk mengurangi kesenjangan antara jangka waktu aset dan kewajiban mereka.

Perusahaan asuransi jiwa sering kali memiliki aset investasi yang jatuh temponya tidak sesuai dengan jangka waktu polis asuransi yang mereka jual. Untuk mengatasi hal ini, biasanya perusahaan-perusahaan tersebut meningkatkan kepemilikan JGB.

“Dibandingkan dengan tahun lalu, perusahaan-perusahaan lebih sadar akan perlunya mengelola aset dan kewajiban secara komprehensif,” kata Koji Watanabe dari Asahi Mutual Life Insurance.

Pasar ingin mengetahui siapa yang akan muncul sebagai pembeli ketika BOJ merevisi kebijakan moneternya dan mengurangi pembelian obligasi. Rencana investasi 10 perusahaan asuransi jiwa menunjukkan bahwa mereka akan memainkan peran tertentu sebagai pembeli.

Kesepuluh perusahaan asuransi jiwa tersebut memperkirakan BOJ akan memodifikasi kebijakan moneternya pada tahun fiskal ini, dengan beberapa di antaranya memperkirakan bahwa bank tersebut akan menurunkan batas suku bunga jangka panjang yang ditetapkan di bawah kendali kurva imbal hasilnya pada bulan Juni.

|Baca juga:  Asuransi Kecelakaan & Kesehatan Pribadi Jepang Tawarkan Polis Penyakit Musiman

Kenaikan suku bunga secara bertahap akan mempermudah perusahaan asuransi jiwa untuk membeli obligasi jangka panjang, karena suku bunga yang lebih tinggi berarti harga yang lebih rendah.

Setelah aksi jual besar-besaran atas obligasi asing yang dilindung nilai sebesar 13,7 triliun yen pada tahun fiskal lalu, perusahaan-perusahaan asuransi jiwa Jepang kebanjiran dana untuk diinvestasikan. Banyak yang ingin membeli JGB dengan imbal hasil setinggi mungkin.

“Kami akan membatasi laju pembelian pada awal tahun fiskal,” kata Akira Tsuzuki dari Nippon Life Insurance. “Untuk obligasi bertenor 30 tahun, imbal hasil yang mendekati 1,5% hingga 2% akan menjadikannya investasi yang menarik,” tambahnya.

Ekspektasi kenaikan suku bunga akan memudar jika AS memasuki fase resesi sebelum BOJ merevisi kebijakannya. Banyak yang memperkirakan hanya akan ada kenaikan terbatas pada suku bunga superlonggar bahkan jika BOJ menyesuaikan kontrol kurva imbal hasil.

“Tidak akan ada banyak peluang bagus untuk membeli,” kata Kazuhiko Sano dari Tokai Tokyo Securities.

Selain inflasi, risiko-risiko geopolitik seperti perang di Ukraina masih membayangi pasar global.

“Jika gejolak baru-baru ini yang melibatkan bank-bank AS berubah menjadi rentetan krisis yang lebih besar, hal itu dapat menimbulkan risiko besar,” kata Kenichiro Kitamura dari Meiji Yasuda Life Insurance.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BI dan Bank Sentral Laos Perkuat Kerja Sama
Next Post BEDAH SAHAM: Pergerakan Positif Saham Astra International (ASII)

Member Login

or