1
1

Asuransi Kesehatan di ASEAN Terhimpit, Biaya Melonjak dan Akses Semakin Sulit!

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Survei terbaru ASEAN Insurance Pulse menyebutkan sebagian besar pemimpin industri menilai sistem kesehatan di kawasan ini memadai hingga sebagian memadai, menurut Malaysian Re.

Sistem dan pembiayaan kesehatan di negara-negara ASEAN bervariasi secara signifikan karena konteks sosial, politik, dan ekonomi yang berbeda. Brunei dan Thailand menerapkan sistem kesehatan universal yang didanai melalui pajak, sementara Indonesia dan Filipina memiliki skema asuransi kesehatan nasional berbasis kontribusi.

|Baca juga: 70% Gen Z Ragukan Kesehatan di Masa Tua, Alasannya Bikin Miris!

|Baca juga: BRI Life Bagikan Asuransi Mikro kepada Petani di Jabar

Asuransi kesehatan swasta, yang diperkirakan bernilai sekitar US$7,5 miliar pada 2023, lebih banyak dimiliki oleh populasi perkotaan yang lebih kaya. Sementara itu, pengeluaran pribadi mendominasi di Myanmar (70 persen) dan Kamboja (55 persen) pada 2021.

Permintaan akan asuransi kesehatan swasta di ASEAN meningkat seiring dengan pendapatan yang lebih tinggi, literasi yang lebih baik, akses internet yang lebih luas, serta kesadaran akan manfaat perlindungan kesehatan, terutama setelah pandemi covid-19.

Tantangan terbesar bagi sistem kesehatan ASEAN adalah meningkatnya biaya, populasi yang menua, dan meningkatnya jumlah penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung.

“Sistem publik yang sebagian besar didanai oleh pengeluaran pemerintah kesulitan mempertahankan kualitas dan aksesibilitas di tengah tekanan keuangan yang terus meningkat,” ujar laporan tersebut, dikutip dari Insurance Asia, Jumat, 29 November 2024.

|Baca juga: Dedi Mulyadi Klaim Unggul di Hitung Cepat Pilgub Jawa Barat 2024

|Baca juga: Koalisi Indonesia Maju Plus Mendominasi Pilkada Serentak 2024

Sistem swasta juga menghadapi inflasi medis, harga yang tidak transparan, dan penggunaan layanan yang berlebihan, yang meningkatkan premi asuransi kesehatan. Banyak responden survei melaporkan inflasi medis yang melebihi inflasi umum.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post DPK BTN Tumbuh 14,5% per Kuartal III/2024
Next Post Lamudi Gandeng Ray White Kerja Sama Pemasaran Digital

Member Login

or