Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi non-jiwa India melaporkan premi sebesar Rs21,671.4 crore, yang mencerminkan pertumbuhan moderat sebesar 4.4% year-on-year (YoY) pada November 2024. Sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya mencatatkan kenaikan sebesar 8,1% YoY. Pertumbuhan yang moderat ini didorong oleh asuransi kesehatan ritel dan asuransi kendaraan bermotor.
Hal ini terjadi setelah industri ini melampaui angka Rs30.000 crore pada bulan Oktober 2024.
Namun, angka pertumbuhan untuk tahun ini tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan tahun-tahun sebelumnya karena format pelaporan yang direvisi yang mengecualikan premi dari polis jangka panjang.
|Baca juga: Sektor Asuransi Jiwa India Tumbuh 20% Yoy pada November
Pertumbuhan moderat pada bulan November didorong oleh segmen kesehatan ritel dan motor pihak ketiga (TP), yang mengimbangi penurunan dalam asuransi kebakaran dan kinerja yang hampir datar dalam kategori Kerusakan Sendiri (OD).
Associate Director di CareEdge Ratings Saurabh Bhalerao, menjelaskan bahwa perbedaan tingkat pertumbuhan kemungkinan akan terus berlanjut hingga efek dasar menjadi stabil.
Direktur Senior di CareEdge Ratings Sanjay Agarwal menambahkan bahwa pertumbuhan sektor asuransi kesehatan diperkirakan akan terus berlanjut, dengan perusahaan asuransi kesehatan yang berdiri sendiri akan mendominasi pasar ritel.
|Baca juga: India Berencana Hapus Batasan Investasi Langsung di Industri Asuransi, Asing Bisa Punya 100%?
“Sementara itu, pertumbuhan di segmen asuransi kendaraan bermotor masih terkait erat dengan penjualan kendaraan dan revisi tarif TP,” katanya yang dikutip dari insuranceasia, Selasa, 7 Januari 2025.
Secara keseluruhan, pasar asuransi non-jiwa diperkirakan akan tumbuh sebesar 13% hingga 15% dalam jangka menengah, didukung oleh reformasi peraturan seperti usulan Undang-Undang Amandemen Asuransi, 2024.
Ketentuan-ketentuan utama dalam undang-undang tersebut mencakup lisensi gabungan, 100% FDI di perusahaan asuransi, dan persyaratan modal yang direvisi yang bertujuan untuk meningkatkan penetrasi pasar.
Namun, Agarwal memperingatkan bahwa meningkatnya persaingan dan ketidakpastian geopolitik dapat menimbulkan tantangan bagi lintasan pertumbuhan sektor ini.
Editor: Wahyu Widiastuti
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News