Media Asuransi, GLOBAL — Asuransi pertanian terbukti mendorong peningkatan produktivitas sektor pertanian di China. Studi terbaru menunjukkan setiap peningkatan satu unit kontribusi asuransi berkorelasi dengan kenaikan sebesar 8,99 persen dalam perkembangan pertanian.
Melansir Insurance Asia, Rabu, 16 Juli 2025, riset tersebut dilakukan oleh peneliti Wensheng Wang dan Yehong Zhong, dan diterbitkan dalam jurnal Humanities and Social Sciences Communications. Studi ini menggunakan model two-way fixed effects dengan data tingkat provinsi dari 2004 hingga 2021.
|Baca juga: OJK Pelototi 6 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi yang Bermasalah, Masuk Pengawasan Khusus?
|Baca juga: Pembiayaan Kendaraan Multifinance Tembus Rp408 Triliun, Mobil Bekas Jadi Primadona!
Dampak paling signifikan tercatat terjadi di wilayah timur China, wilayah non-sentra produksi pangan utama, dan daerah yang relatif jarang terkena bencana alam.
Penelitian ini juga menemukan asuransi pertanian tidak hanya berfungsi sebagai perlindungan risiko, tetapi juga menjadi pendorong pertumbuhan. Kehadiran asuransi mendorong petani untuk lebih memanfaatkan mekanisasi dan menerapkan praktik pertanian skala menengah yang lebih efisien.
Hasilnya, efisiensi produksi dan hasil panen mengalami peningkatan. Kontribusi asuransi pun terbukti secara tidak langsung mendukung pengembangan pertanian dengan memengaruhi keputusan petani dalam penggunaan lahan, biaya input, dan skala operasional.
|Baca juga: AdaKami Komitmen Dukung Literasi Keuangan Digital di Timur Indonesia
|Baca juga: OJK Terus Pelototi Akseleran dalam Upaya Penyelesaian Pendanaan Bermasalah
Sejak 2007, Pemerintah China secara aktif mendukung sektor asuransi pertanian melalui subsidi premi. Hingga 2022, pendapatan premi asuransi pertanian telah mencapai US$17 miliar (setara RMB121,9 miliar), mencakup perlindungan bagi 167 juta rumah tangga di pedesaan dengan nilai pertanggungan mencapai US$760 miliar (RMB5,46 triliun).
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News