1
1

Asuransi Umum Singapura Tetap Stabil di Tengah Tekanan Klaim dan Persaingan

Petugas sedang memverifikasi data nasabah untuk proses klaim. | Foto: Allianz Indonesia

Media Asuransi, GLOBAL – Sektor asuransi non jiwa Singapura terus mencatatkan pertumbuhan stabil sepanjang 2024. Kenaikan permintaan pada lini kendaraan bermotor, kesehatan, dan properti berhasil menahan tekanan dari persaingan yang ketat, serta meningkatnya biaya klaim, menurut Laporan Pasar Asuransi APAC yang dirilis AM Best.

Melansir Insurance Asia, Jumat, 28 November 2025, ketahanan pasar didukung oleh regulasi yang stabil, modal yang kuat, serta posisi Singapura sebagai pusat regional untuk reasuransi dan bisnis spesialis.

Bisnis offshore yang dijaminkan di Singapura juga mengalami perluasan. Broker semakin banyak menempatkan risiko regional di pasar lokal karena kapasitas underwriting-nya yang kuat. Mayoritas risiko dapat ditangani secara domestik, kecuali untuk beberapa program armada penerbangan.

|Baca juga: AM Best Nilai Pertumbuhan Asuransi Umum Taiwan Tetap Stabil

Namun, persaingan dari perusahaan asuransi global semakin menekan margin, terutama pada lini kendaraan bermotor. Biaya klaim pada segmen ini terus meningkat, dipengaruhi oleh tingginya biaya perbaikan dan meningkatnya jumlah kendaraan listrik.

Perusahaan asuransi dalam negeri juga menghadapi volatilitas pendapatan akibat paparan bencana di luar negeri. Penyempurnaan aturan permodalan dan pengungkapan yang segera diberlakukan diperkirakan menambah biaya kepatuhan dalam jangka pendek, meski akan memperkuat kerangka pengawasan dalam jangka panjang.

Asosiasi Asuransi Umum Singapura melaporkan premi bruto segmen non-jiwa domestik tumbuh 8,3 persen secara tahunan (yoy) menjadi S$5,62 miliar (US$4,33 miliar) pada 2024. Asuransi kendaraan bermotor tetap menjadi kontributor terbesar dengan GWP sekitar S$1,21 miliar dan pangsa pasar 21,6 persen.

|Baca juga: AAUI Perkuat Industri Asuransi Umum Lewat Pengembangan Database PINDAI

Industri asuransi jiwa Singapura juga berkembang, dengan premi bisnis baru tertimbang meningkat 19,7 persen pada 2024 menjadi S$5,87 miliar.  Di bidang peraturan, Kerangka MAS untuk Penilaian Dampak dan Risiko Lembaga Keuangan yang diperbarui mulai berlaku pada 1 Januari 2024.

Kerangka ini memperketat pengawasan terhadap perusahaan asuransi domestik yang memiliki peran sistemik, termasuk pengenaan tambahan modal sebesar 25 persen. Asuransi Pendapatan menjadi satu-satunya perusahaan non-jiwa yang masuk daftar domestic systemically important insurers (D-SII).

Meskipun Singapura memiliki paparan bencana alam yang rendah, otoritas memperkirakan perubahan iklim akan meningkatkan risiko banjir pesisir, curah hujan ekstrem, dan kekeringan. Pemerintah tetap menargetkan emisi nol bersih pada 2050, meski prioritas investasi asing dapat memperlambat progres jangka menengah.

Risiko seperti banjir skala kecil, kekeringan, serta kabut asap lintas batas juga masih menjadi tantangan berkala bagi pasar asuransi setempat.

Editor: Irdiya Setiawan

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Indonesia-Uni Eropa Dorong Pelestarian Lingkungan  dan Kesetaraan Gender
Next Post IHSG Gagal Rebound di Sesi I

Member Login

or