1
1

Badai Ian Sebabkan Perusahaan Asuransi Boncos di 2022

Badai ian melanda Florida beberapa waktu lalu. | Foto: nationwideradiojm.com

Media Asuransi, GLOBAL – Badai Ian di Florida pada tahun 2022 menyebabkan kerugian terbesar yang memecahkan rekor badai hujan es di Prancis, banjir di Australia dan Afrika Selatan, badai musim dingin di Eropa dan Amerika Serikat serta kekeringan di Eropa, Chiba, dan Amerika.

Dalam laporan sigma Swiss Re, dikatakan bahwa tahun 2022 merupakan tahun kedua secara berturut-turut, kerugian yang diasuransikan akibat bencana alam melebihi angka US$100 miliar. Hal ini menegaskan kembali tren peningkatan rata-rata tahunan sebesar 5%-7% dalam kerugian yang diasuransikan selama tiga dekade terakhir.

|Baca juga: Kerugian Asuransi Badai Ian di Florida Diperkirakan Capai US$40 Miliar

“Besarnya kerugian pada tahun 2022 bukanlah cerita tentang bahaya alam yang luar biasa, tetapi lebih merupakan gambaran dari meningkatnya eksposur properti, yang ditekankan oleh inflasi yang luar biasa,” kata Kepala Risiko Bencana Swiss Re, Martin Bertogg, dikutip dari keterangan resmi Swiss Re, Senin, 27 Maret 2023.

“Meskipun inflasi mungkin mereda, peningkatan konsentrasi nilai di daerah-daerah yang rentan terhadap bencana alam tetap menjadi pendorong utama meningkatnya kerugian. Bagi industri kami, hal ini merupakan seruan untuk merefleksikan eksposur terbaru dengan lebih hati-hati dalam penilaian risiko sambil terus mendukung masyarakat agar lebih siap,” jelasnya.

 

Inflasi Berdampak Pada Nilai Aset yang Diasuransikan

Dengan bencana alam yang terus menimbulkan kerusakan properti di seluruh dunia, permintaan terhadap pertanggungan telah meningkat. Pada saat yang sama, inflasi telah melonjak selama dua tahun terakhir, dengan rata-rata 7% di negara maju dan 9% di negara berkembang pada tahun 2022.

Dampak dari tingginya harga telah meningkatkan nilai nominal bangunan, kendaraan, dan aset yang dapat diasuransikan lainnya, sehingga mendorong klaim asuransi untuk kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam.

Kepala Ekonom Grup Swiss Re, Jerome Jean Haegeli, mengatakan bahwa badai ekonomi belum berakhir dan suku bunga kemungkinan akan meningkat lebih lanjut mengingat tekanan inflasi yang ada. Hal ini berarti biaya yang lebih tinggi dan sebagai akibatnya, penyedia kapasitas akan tetap lebih berhati-hati dalam menggunakan modal karena sejumlah alasan, termasuk penilaian risiko dan pengalaman kerugian.

|Baca juga: Kerugian Asuransi Akibat Seri Badai Angin di Eropa Capai 3,85 Miliar Euro

“Dalam pandangan kami, karena eksposur yang lebih tinggi menghadapi selera risiko yang menyusut, momentum kenaikan harga, retensi yang lebih tinggi, dan syarat dan ketentuan yang lebih ketat kemungkinan akan terus berlanjut,” katanya.

 

Badai Ian Pendorong Utama Kerugian Pada Tahun 2022

Kerugian yang diasuransikan sebagian besar disebabkan oleh Badai Ian, yang sejauh ini merupakan kejadian bencana alam dengan kerugian paling mahal di tahun lalu. Mendarat di Florida pada bulan September sebagai badai kategori 4, Ian mengakibatkan kerugian yang diasuransikan sebesar US$50-US$65 miliar. Setelah Badai Katrina pada tahun 2005, Ian menempati peringkat kedua sebagai peristiwa kerugian asuransi bencana alam termahal dalam catatan sigma.

Pada bulan Februari 2022, sekelompok badai (Eunice, Dudley, Franklin) di Eropa barat laut memicu kerugian gabungan yang diasuransikan lebih dari US$ 4 miliar, sehingga total untuk kategori ini hampir dua kali lipat dari rata-rata 10 tahun sebelumnya. Sementara itu, Perancis mengalami kerugian tahunan tertinggi yakni US$5 miliar akibat hujan es. 

Kerugian global akibat banjir berada di atas rata-rata, dengan peristiwa utama adalah banjir di Australia timur pada Februari-Maret 2022. Hal ini mengakibatkan kerugian yang diasuransikan sebesar US$4,3 miliar, peristiwa klaim bencana alam terbesar yang pernah terjadi di Australia.

Di sisi lain dari spektrum curah hujan, variabilitas cuaca dan kondisi sirkulasi atmosfer yang tidak normal berkontribusi pada kekeringan parah dan gelombang panas yang memecahkan rekor di seluruh dunia. Di Brasil, hasil panen, terutama kedelai dan jagung, paling menderita, yang mengakibatkan kerugian yang diasuransikan sebesar US$1 miliar. 

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Nilai Pendapatan dan EBITDA Ardonagh Meningkat
Next Post PSSI: Jika Indonesia Batal Selenggarakan Piala Dunia U-20, Dampaknya Sangat Besar

Member Login

or