Media Asuransi, JAKARTA – Studi yang dilakukan oleh IFG Progress, unit think thank di bawah Indonesia Financial Group (IFG), menemukan bahwa industri asuransi sangat bergantung kepada industri perbankan dan bersifat struktural.
Dikutip dari Economic Bulletin-Issue 23 bertajuk Hubungan Perbankan dan Asuransi: Fenomena Struktural atau Temporal?, studi ini menemukan bahwa industri asuransi dan perbankan memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang semakin tinggi.
Kontribusi industri asuransi sebagai input bagi industri perbankan meningkat 4,2 kali lipat sementara dari arah sebaliknya, kontribusi industri perbankan sebagai input bagi industri asuransi meningkat 2,7 kali lipat dalam periode 2010–2016. Dengan kata lain, level of importance dari industri asuransi terhadap perbankan naik dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan level of importance perbankan bagi asuransi jika dilihat dari besaran proporsi input antara.
|Baca juga: Bank Tak Lagi Dapat Komisi dari Kerja Sama Bancassurance?
Studi ini menemukan bahwa struktur input industri asuransi tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam dua periode waktu observasi 2010 dan 2016. Sebaliknya, struktur output industri asuransi sebagai input bagi industri lain berubah secara signifikan pada tahun 2016 dibandingkan dengan 2010.
Temuan ini menunjukkan hubungan integrasi yang semakin kuat terutama antara perbankan dan asuransi khususnya melalui hubungan asuransi kredit yang berperan dalam menekan risiko kegagalan kredit perbankan.
“Asuransi kredit sebagai jembatan industri keuangan perbankan dan asuransi membutuhkan kerangka regulasi yang solid dan peningkatan pengawasan terutama karena selama lima tahun terakhir kinerja pada bisnis asuransi kredit terlihat mengalami tren penurunan,” tulis IFG Progress.
Di Indonesia, asuransi kredit tumbuh pesat dalam 20 tahun terakhir. Pada tahun 2008, persentase premi asuransi kredit terhadap asuransi umum hanya sekitar 1%. Namun setelah tahun 2012 hingga tahun 2020, persentase tersebut meningkat drastis dari sekitar 3% menjadi 15% di penghujung tahun 2020.
Kenaikan proporsi ini muncul atas penugasan pemerintah misalnya Askrindo sebagai market leader asuransi kredit mendapat penugasan dari pemerintah Indonesia untuk menjadi lembaga pendukung penyaluran KUR sebagai bentuk insentif untuk industri UMKM.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News