Media Asuransi, GLOBAL – Perkiraan Gallagher Re, sebuah perusahaan pialang reasuransi, mengungkapkan banjir dahsyat yang melanda Uni Emirat Arab pada April 2024 telah menyebabkan kerugian besar bagi pasar asuransi properti dan kendaraan.
Dilansir dari laman Artemis, Rabu, 19 Juni 2024, menurut Gallagher Re, kerugian asuransi properti akibat banjir yang terjadi di Uni Emirat Arab diperkirakan mencapai antara US$1,8 miliar hingga US$2,3 miliar.
Banjir tersebut merupakan kejadian hujan terberat dalam 75 tahun terakhir di Uni Emirat Arab, menyebabkan banjir kilat yang menghantam banyak negara di sekitar Teluk Arab antara 13 hingga 17 April.
Tidak hanya itu, Gallagher Re juga memperkirakan kerugian dari bisnis asuransi kendaraan di wilayah terdampak mencapai kisaran antara US $350 juta hingga US $650 juta. Banjir ini mengakibatkan gangguan lalu lintas yang serius di Dubai, termasuk banjir di bandara yang menyebabkan operasi penerbangan terganggu.
|Baca juga: Fitch: Bank di AS Kian Banyak Gunakan Asuransi untuk Mitigasi Utama Risiko
“Kerugian ini menggambarkan dampak luar biasa dari bencana cuaca yang jarang terjadi ini, dengan banyak rumah dan bisnis yang rusak parah akibat air hujan dan banjir,” ujar Gallagher Re, dalam pernyataannya.
Selain itu, Oman juga terkena dampak serius dengan 19 kematian dilaporkan akibat banjir ini, menjadikan negara itu sebagai salah satu yang paling terpukul. Gallagher Re menggunakan model banjir eksklusif mereka untuk wilayah MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara) dalam memperkirakan kerugian ini.
Meskipun demikian, perusahaan ini menyatakan angka tersebut masih bisa berubah mengingat ketidakpastian yang ada dalam estimasi. Banjir ini juga menyoroti perlunya kewaspadaan yang lebih besar terhadap risiko cuaca ekstrem di wilayah Teluk Arab, serta perlunya meningkatkan kapasitas asuransi untuk menghadapi kemungkinan kejadian serupa di masa depan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News