1
1

Bencana Cenderung Meningkat, Asuransi Mesti Bersiap

Ilustrasi gempa bumi. | Foto Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Dalam rentan waktu 1970-2019 peristiwa bencana alam yang terjadi di seluruh dunia cenderung mengalami peningkatan secara signifikan. Bencana terkait hidrometeorologi dalam 3 dasawarsa terus mengalami peningkatan, hampir 350 persen peningkatannya dan tentunya ini sangat mengkhawatirkan.

Hal itu disampaikan Direktur Teknik PT Reasuransi Maipark Indonesia (MAIPARK), Heddy Agus Pritasa, dalam webinar peringatan hari jadi Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (KUPASI), Selasa malam, 10 Januai 2023. Dia tambahkan, MAIPAR melakukan beberapa penelitian dan memberikan edukasi terkait dengan kebencanaan.

Heddy menambahkan saat ini MAIPARK sudah memiliki platform Sena, yang bisa melihat secara kuantitatif dari data-data bencana. “Maipark juga memiliki data Telisik, yang berfungsi untuk mengukur dari portofolio resiko dari bencana, ini merupakan bagian dari manajemen risiko, dan juga ketika terjadi gempa, kita akan menampilkan impact dan juga terakhir kita melakukan kegiatan geoekskursi,” katanya.

|Baca juga: Kerugian Asuransi Global Akibat Bencana pada 2022 Diperkirakan Capai US$112 Miliar

Dia tambahkan, di Indonesia gempa dalam variasi magnitudo dan kedalaman maupun gempa yang merusak terus mengalami peningkatan dari segi kuantitasnya. Sementara itu, kejadian tsunami yang terjadi setelah kejadian gempa yang besar tercatat juga di BMKG, dalam periode 1600 hingga 2021 telah terjadi 248 kali tsunami di Indonesia. “Ini juga mengkhawatirkan untuk Indonesia,” tegasnya.

Gempa Lombok yang terjadi tanggal 29 Juli dan 19 Agustus 2018 memakan korban jiwa 560 dan menyebabkan kerugian Rp12 triliun. Gempa dan Tsunami Palu juga yang memakan korban jiwa hingga 2556 orang, adapun kerugian ekonomi yang disebabkan oleh kejadian ini sebesar Rp18,4 triliun.

Tsunami Selat Sunda yang terjadi di 22 Desember 2018, memakan korban jiwa 437 orang dan kerugian ekonomi hingga Rp202 triliun. Sedangkan gempa Mamuju yang terjadi pada 14 Januari 2021 juga memakan korban jiwa 105 orang dan kerugian ekonomi hingga Rp802,1 miliar. Terakhir gempa Selatan Jawa Timur yang mengakibatkan 8 orang orang menjadi korban jiwa dan kerugian ekonomi Rp6,5 miliar.

Sementara itu untuk gempa Bumi Cianjur yang terjadi 21 November 2022 lalu, saat ini sudah ada 291 notifikasi klaim. “Ada 32 perusahaan asuransi yang melaporkan klaim dengan nilai sekitar Rp3 miliar, sedangkan total sum insured-nya hampir Rp89 triliun. Adapun yang terkena dampak adalah 213 dalam kategori, apartemen, villa, kantor, hotel, dan pertokoan, kemudian 20 rumah tinggal, dan 58 pabrik, manufaktur, dan gudang,” jelasnya.

Heddy juga menambahkan bahwa saat ini MAIPARK mendapat kepercayaan untuk menjadi administrator Konsorsium Asuransi Barang Milik Negara (KABMN). KABMN ini merupakan salah satu program pemerintah yang disebut sebagai Disaster Risk Financing and Insurance (DRFI), pembiayaan risiko bencana dan reasuransi.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Dow ditutup 260 poin lebih tinggi, Nasdaq Carat Kenaikan 4 Hari Berturut
Next Post IHSG Diprediksi Mixed, Ajaib Rekomendasikan AKRA, MTEL, MYOR

Member Login

or