Media Asuransi, JAKARTA – Berlebaran adalah saat paling dinanti untuk bersilaturahmi bersama keluarga dan kerabat. Apalagi, setelah dua tahun mengalami pandemi Covid-19 yang membuat kita tidak dapat pulang kampung dan berkumpul dengan keluarga. Berlebaran selama dua hari, ditambah lagi libur panjang dan dapat mudik untuk bertemu kerabat di kampung, pasti tidak lepas dengan kebiasaan makan bersama.
Tentu menyenangkan dapat menikmati hidangan yang enak dan menarik. Tetapi, perlu diingat bahwa makan berlebihan dan kurang bergerak dapat menyebabkan berat badan bertambah dan berisiko terserang penyakit. Bagi yang sudah memiliki penyakit penyerta dapat berpotensi memperparah kondisinya dan mengakibatkan kematian.
Health Claim Senior Manager Sequis, Yosef Fransiscus, mengatakan bahwa meningkatnya berat badan utamanya disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dan berkalori tinggi. Saat berlebaran biasanya tidak lepas dari opor ayam, gulai rendang, dan ketupat serta masih banyak lagi. Selain itu, waktu bulan puasa banyak juga yang berbuka dengan menyantap makanan berminyak, banyak mengandung tepung, dan minuman manis.
|Baca juga: Sequis Meluncurkan SOFI, Asuransi Penyakit Kritis
“Mengonsumsi kalori lebih tinggi dari yang tubuh butuhkan berpotensi membuat berat badan naik drastis. Misalnya saja, tubuh membutuhkan sekitar 2000 kalori, jumlah tersebut bisa sekaligus ada dalam satu porsi hidangan lebaran,” kata Yosef dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Kamis, 12 Mei 2022.
Saat euforia berlebaran dan liburan telah usai barulah terasa berat badan naik drastis dan tidak mudah turun dalam waktu cepat. Tidak hanya kalori, makanan yang mengandung gula dalam santapan lebaran, seperti kue kering dan minuman manis, jika dikonsumsi sering dalam porsi banyak juga menjadi pencetus kenaikan berat badan hingga obesitas terjadi lebih cepat serta mudah terserang penyakit diabetes.
Selain karena makanan tinggi kalori dan gula, penyebab berat badan naik dengan cepat juga bisa jadi karena kurang tidur dan kurang aktivitas fisik. Saat mudik, seringnya kita kurang beristirahat dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersantai. Saat tubuh kurang tidur, hormon insulin, leptin, dan ghrelin menjadi tidak seimbang yang dapat memicu nafsu makan lebih tinggi sehingga durasi dan porsi makan dapat lebih banyak dari biasanya.
Ditambah lagi dengan kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga, maka tubuh akan mengalami surplus kalori atau jumlah kalori yang masuk akan lebih banyak daripada yang dibakar. Kelebihan kalori dalam tubuh jika tidak habis terbakar akan menjadi timbunan lemak dan berat badan akan melonjak naik.
Yosef mengatakan bahwa sesekali tidak mengapa memberikan tubuh makanan enak, tapi saat menyantapnya tidak terlalu cepat agar bisa menikmati makanan tersebut dan tubuh tidak tergesa-gesa memproses makanan. “Sesekali kita boleh makan enak untuk kesenangan dan bersilaturahmi asal porsi tidak berlebihan. Waktu berlebaran atau berlibur, kita tetap perlu mengendalikan diri dalam urusan makanan karena sejatinya tubuh lebih membutuhkan makanan bernutrisi dan cukup istirahat,” sebutnya.
|Baca juga: Tips Kelola THR dari MiPOWER by Sequis, Agar Tidak Pamit Begitu Saja
Makan berlebihan dan tergesa-gesa dapat membuat tubuh lebih cepat kenyang dan menyebabkan masalah pencernaan. Saat bersantap bersama keluarga atau kerabat, ambil makanan dalam porsi 20 persen lebih sedikit karena akan ada banyak kue lebaran, jangan memesan makanan dan camilan dalam jumlah banyak agar tidak perlu membawa pulang makanan ke rumah.
Lebih lanjut dia sarankan agar masyarakat tetap aktif berolahraga sebagaimana dulu sering dilakukan pada masa awal pandemi agar tubuh tetap kuat dan imunitas terjaga. Dia berharap agar masyarakat tidak mengabaikan olahraga rutin karena itu adalah cara sederhana dan murah untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, membantu mengendalikan kenaikan berat badan, serta memelihara fungsi organ tubuh.
“Saat libur, nikmati waktu bersama keluarga dengan sering beraktivitas fisik agar tubuh kembali bugar dan kalori pun terbakar. Saat lebaran usai dan kembali beraktivitas, maka aktivitas olahraga juga perlu diteruskan. Minimal 3 kali seminggu dengan durasi 15-45 menit. Durasi dan interval dapat ditambah seiring dengan kemampuan tubuh. Jenis olahraga yang dapat dilakukan antara lain jalan pagi, renang, jogging, serta yoga. Bagi yang sehat, tidak ada masalah dengan jantung, atau persendian kaki serta berat badan tidak berlebih dapat berolahraga lari atau bersepeda,” jelas Yosef.
Selain itu, dia menyarankan agar segera memiliki asuransi kesehatan selagi sehat sebab sakit bisa datang kapan saja. Perlu diingat, tidak semua orang bisa dapat diasuransikan. Jika sudah memiliki penyakit tertentu (pre-existing condition) dan hendak mengajukan asuransi bisa jadi perusahaan asuransi akan menolak pengajuan asuransi atau preminya akan lebih mahal karena diterima dengan syarat khusus (substandard) atau penyakit yang sudah ada akan dikecualikan (exception).
“Biasanya penolakan pengajuan asuransi terjadi jika seseorang sudah mengalami penyakit kritis seperti kanker, kelainan jantung, dan lain sebagainya. Pada akhirnya jika harus menjalankan pengobatan medis tanpa memiliki asuransi kesehatan akan membahayakan kondisi finansial dan keberlangsungan hidup keluarga. Jadi, jangan menunda untuk peduli hidup sehat dan miliki asuransi kesehatan dari Sequis,” tuturnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News