Media Asuransi, GLOBAL — Biaya medis di kawasan Asia Pasifik (APAC) diproyeksikan mengalami kenaikan tertinggi secara global, yakni sebesar 14 persen pada 2026. Sementara di Singapura, inflasi biaya medis diperkirakan mencapai 16,9 persen pada tahun depan, naik dari 15,5 persen pada 2025.
Proyeksi tersebut tercantum dalam laporan WTW’s 2026 Global Medical Trends, yang memperkirakan biaya medis di seluruh dunia akan kembali meningkat tahun depan. WTW mencatat 57 persen pelaku industri asuransi di kawasan APAC memperkirakan tren kenaikan biaya medis global akan terus berlanjut dalam tiga tahun ke depan.
Melansir Asia Insurance Review, Jumat, 14 November 2025, sebanyak 42 persen lainnya bahkan menilai tekanan biaya tinggi tersebut akan bertahan lebih lama dari tiga tahun, menunjukkan penurunan biaya belum akan terjadi dalam waktu dekat.
Tekanan biaya ini dipicu oleh tingginya harga layanan medis, meningkatnya biaya farmasi dan layanan rawat jalan, serta faktor struktural global. Selain itu, meningkatnya kasus penyakit tertentu, seperti kanker yang kini banyak ditemukan pada usia muda, juga menjadi pendorong utama.
WTW mengungkapkan teknologi medis baru menjadi faktor terbesar yang mendorong inflasi biaya kesehatan. Sebanyak 77 persen perusahaan asuransi menyebut kemajuan teknologi medis sebagai penyebab utama kenaikan biaya, disusul oleh inovasi di bidang farmasi (63 persen) dan minimnya sistem pembagian biaya (51 persen).
Dari sisi penyakit, kanker menjadi kondisi paling signifikan yang mendorong kenaikan biaya medis di seluruh dunia. Sebanyak 58 persen perusahaan asuransi di kawasan APAC menyebut kanker sebagai diagnosis dengan pertumbuhan tercepat dan biaya tertinggi. Lebih dari 80 persen juga mencatat peningkatan kasus kanker pada individu di bawah usia 40 tahun.
Selain kanker, penyakit kardiovaskular menjadi penyumbang terbesar kedua dengan 53 persen, diikuti gangguan jaringan muskuloskeletal (34 persen), serta diabetes (27 persen).
Tren di Singapura
WTW menilai tren kenaikan biaya medis di Singapura dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk populasi yang menua, meningkatnya kasus penyakit kronis, serta perbaikan dalam deteksi dini dan manajemen jangka panjang terhadap penyakit seperti kanker, diabetes, dan obesitas.
Selain itu, adopsi teknologi dan pengobatan baru yang berbiaya tinggi, kenaikan harga properti, serta gaji tenaga medis akibat kekurangan tenaga kesehatan turut memperparah tekanan biaya.
WTW juga mencatat, seiring semakin luasnya cakupan asuransi kesehatan, masyarakat menjadi lebih sadar terhadap harga dan cenderung memilih layanan medis yang lebih maju, termasuk pemeriksaan kesehatan menyeluruh, sehingga turut meningkatkan total pengeluaran kesehatan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
