Media Asuransi, GLOBAL – S&P memperingatkan akan adanya kenaikan biaya reasuransi setelah kejadian runtuhnya jembatan Baltimore. Kenaikan itu meskipun perlindungan reasuransi ekstensif dari International Group of P&I Clubs (IG) diharapkan dapat meringankan sebagian besar dampak finansial dari kejadian tersebut.
“Kecelakaan jembatan Baltimore, yang melibatkan tabrakan antara kapal kargo dan jembatan, mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan properti substansial, kemungkinan menjadi salah satu kerugian laut terbesar dalam sejarah, yang berpotensi melampaui bencana Costa Concordia pada 2012,” ujar S&P, dikutip dari laman Reinsurance Business, Selasa, 16 April 2024.
Insiden ini telah menyoroti peran penting reasuransi dalam mengelola kerugian katastropik di sektor kelautan. Rincian tertentu tentang insiden tersebut masih belum pasti, namun kerugian yang diperkirakan terjadi mencakup biaya pembangunan kembali jembatan, serta kerusakan pada kapal dan kargonya dan gangguan bisnis.
|Baca juga: JP Morgan Catat Kerugian Asuransi Global Capai US$10 Miliar di Kuartal I/2024
Presiden AS telah menjanjikan dana federal segera untuk rekonstruksi jembatan, yang dapat mempercepat prosesnya tetapi menimbulkan ketidakpastian mengenai tingkat klaim asuransi akhir.
Kapal yang terlibat dalam kecelakaan tersebut, bernama Dali dan diasuransikan oleh Grace Ocean, terdaftar di Singapura dan merupakan anggota Britannia P&I Club. Pertanggungan pertanggungjawaban Britannia untuk Dali dibatasi hingga US$10 juta, dengan IG bertanggung jawab secara kolektif untuk US$90 juta berikutnya melalui pengaturan pooling.
AXA XL memimpin program reasuransi IG senilai US$3 miliar, yang didukung oleh konsorsium perusahaan reasuransi internasional yang besar. Terlepas dari besarnya insiden tersebut, sektor asuransi kelautan, yang didukung oleh perjanjian reasuransi yang kuat, memiliki kemampuan yang cukup untuk menangani klaim.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News