1
1

Biaya Reasuransi yang Tinggi, Menekan Peringkat Kredit Perusahaan Asuransi Global

Ilustrasi Bisnis Asuransi> | Foto: Ist

Media Asuransi, GLOBAL – DBRS Morningstar dalam analisisnya memaparkan bahwa perusahaan asuransi global menghadapi peningkatan pengawasan, karena peringkat kredit mereka berada di bawah tekanan akibat meningkatnya biaya reasuransi yang memaksa mereka untuk mengurangi pertanggungan dan menanggung lebih banyak risiko.

Mengutip data awal dari Guy Carpenter, Morningstar melaporkan bahwa harga reasuransi global melonjak 27% pada bulan Januari dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Ini menandai kenaikan harga selama enam tahun berturut-turut dan merupakan lonjakan tahunan terbesar sejak 2006, setelah badai Katrina, Rita, dan Wilma.

“Kami memperkirakan kondisi pasar reasuransi yang lebih ketat akan berlanjut dalam jangka pendek hingga menengah, menguji kemampuan manajemen risiko perusahaan asuransi,” demikian analisa tersebut.

|Baca juga: Modal Reasuransi Global Meningkat Jadi US$605 Miliar

Mempertimbangkan kenaikan ini, Morningstar memperingatkan bahwa perusahaan asuransi yang mempertahankan tingkat reasuransi yang optimal tanpa menaikkan premi kemungkinan besar akan mengalami penurunan laba underwriting.

Sebaliknya, mereka yang mengurangi cakupan reasuransi dapat mengalami pendapatan yang lebih tidak stabil seiring dengan munculnya risiko.

Untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, Morningstar menyoroti tiga opsi yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan asuransi:

– Membayar lebih banyak untuk program reasuransi yang sama

– Membatasi bisnis baru atau menarik diri dari wilayah atau lini bisnis tertentu

– Menyesuaikan program dan strategi reasuransi

Pendekatan kedua adalah pendekatan yang diambil oleh beberapa perusahaan asuransi besar di Amerika Serikat, dengan menarik diri dari menawarkan polis baru di pasar-pasar berisiko tinggi di California dan Florida. Namun, opsi ketiga itulah yang terbukti menjadi yang paling populer selama periode pembaruan Januari – Juni 2023.

Tetapi Morningstar menyarankan bahwa meskipun penyesuaian pada program dan strategi reasuransi mereka mungkin sesuai dengan selera risiko perusahaan asuransi tertentu. Sedangkan perusahaan asuransi lain mungkin tidak memiliki modal yang cukup.

“Pada akhirnya, berkurangnya cakupan reasuransi mempengaruhi kemampuan perusahaan asuransi untuk mentoleransi volatilitas pendapatan yang lebih tinggi, dan ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan perlu memiliki lebih banyak modal untuk melindungi dari tingkat eksposur yang lebih tinggi,” kata analisis tersebut.

Secara keseluruhan, Morningstar menyatakan bahwa softening market reasuransi sudah berakhir. Kenyataan ini menekankan bahwa perusahaan asuransi harus dapat beradaptasi dalam lingkungan pasar yang baru ini. 

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Farmers Insurance Tutup Cabang di Florida
Next Post Kantongi Kas US$712 Juta, Merdeka Copper Gold Diganjar Peringkat idA+

Member Login

or