Media Asuransi, GLOBAL – CEO NewRe Thomas Braune optimisis perusahaan akan terus tumbuh seperti sebelumnya, meskipun di 2023 penuh tantangan. Dalam konteks itu, Braune menekankan pentingnya transparansi dalam perjanjian reasuransi.
Dalam diskusi tentang pembaruan perjanjian pada Januari mendatang, Braune menyoroti, perusahaan cedent perlu memberikan kejelasan lebih cepat mengenai rencana mereka ke depan. Menurutnya semakin cepat dan jelas informasi diterima maka semakin baik untuk semua pihak.
Dilansir dari Reinsurance News, Rabu, 18 September 2024, Braune mengungkapkan adanya ketidakjelasan dalam beberapa ketentuan perjanjian reasuransi, terutama dalam definisi kejadian kerugian. Ia menekankan pentingnya memiliki definisi yang jelas, khususnya untuk kejadian seperti bencana alam dan kerugian properti.
|Baca juga: Skandal Gratifikasi IPO hingga OJK Turun Gunung
|Baca juga: Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia Jalin Kerja Sama dengan MNC Bank
Soal harga, Braune berharap terjadi kenaikan harga pada program yang terkena dampak kerugian di masa lalu. Namun, ia melihat, beberapa pasar, seperti Italia, masih undervalued dan akan ada persaingan ketat di pasar lain.
Mengenai masa depan NewRe, Braune menyebutkan, perusahaan mengalami kerugian teknis tahun lalu akibat gempa di Turki dan badai es. Namun, ia yakin strategi yang diterapkan perusahaan sudah tepat dan akan terus bertumbuh, meski secara selektif.
Sebelum memimpin NewRe, Braune memegang berbagai posisi penting di Munich Re, induk dari NewRe, termasuk mengelola reasuransi jiwa dan kesehatan di berbagai wilayah, serta bertanggung jawab atas pengembangan strategi grup.
Braune juga pernah menjadi CFO di Munich Re Italia dan mengelola investasi strategis perusahaan, termasuk mengawasi aktivitas M&A di seluruh dunia.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News