1
1

BPJS Kesehatan Dorong Masyarakat Manfaatkan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Gufron Mukti saat memberikan pemaparan dalam acara Conference Insurance Health 2025 yang diselenggarakan oleh Media Asuransi dan Jalin Health di Jakarta, Rabu, 30 Juli 2025. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ali Ghufron Mukti menegaskan pentingnya memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai ujung tombak dari layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Dirinya menyampaikan BPJS Kesehatan merupakan asuransi sosial dan berbeda dengan asuransi komersial. Hal ini karena BPJS Kesehatan diarahkan untuk kepentingan publik dan tidak mencari profit. Maka dari itu, public private partnership atau hubungan kerja sama antara swasta dan pemerintah perlu dibangun.

|Baca juga: Dulu Merugi, KB Bank (BBKP) Cetak Laba Bersih Rp373 Miliar di Semester I/2025

|Baca juga: Jalin Health: Kecerdasan Buatan Bantu Industri Kesehatan dan Asuransi

“Nanti bagaimana public private partnership kita kerja sama, swasta dan pemerintahan. Tapi saya ditugasi bukan untuk itu, saya ditugasi untuk mendorong masyarakat dalam menggunakan jaminan kesehatan,” ujar Ghufron, di Jakarta, Rabu, 30 Juli 2025.

Ia menyebutkan cakupan JKN saat ini sudah melebihi 98 persen dalam waktu kurang dari 10 tahun. Salah satu keunggulan BPJS Kesehatan adalah dari FKTP atau klinik tingkat pertamanya. “Kita itu manage care ya, modelnya bukan identity. Jadi manage care ini harus memakai FKTP. Karena kalau dulu sebelum ada BPJS, sistem rujukan itu tidak jalan,” kata Ghufron.

Selain itu, Gufron mengatakan, BPJS Kesehatan tengah melakukan transformasi mutu layanan yang mudah, cepat, dan setara. Transformasi ini tercermin dari peserta BPJS yang dulunya diharuskan membawa kartu keanggotaan maka saat ini hanya menggunakan KTP. Bahkan ke depan BPJS hanya akan menggunakan identitas dengan autentifikasi wajah saja.

Sementara itu, awal 2014, utilisasi penggunaan FKTP saat persiapan BPJS sebesar 252 ribu pengguna. Namun saat ini, dari 2024, BPJS berhasil melakukan utilisasi sebesar 1,9 juta pengguna. “Jadi semua aktivitas ini didukung oleh sistem IT yang canggih, dan semua ini tercapai oleh sistem kita,” terang Ghufron.

|Baca juga: Efek Domino Trump Bikin Devisa Ekspor RI Seret, Pemerintah Mulai Panik?

|Baca juga: Ancaman Tarif Trump Cuma Omon-omon? Negosiator RI: Jangankan Kalian, Saya Saja Nggak Tahu Kapan Diberlakukan!

Sekarang ini BPJS menerapkan teknologi Health Facilities Informations System (H.F.I.S). Dengan penerapan tersebut, BPJS bisa melihat masa akhir dari lisensi seorang dokter. Tidak cuma itu, juga bisa mengetahui berapa banyak jumlah operasi yang dilakukan dalam sehari dan melihat performa lain.

“Kita punya inovasi sistem untuk memonitor namanya Performance Management Center atau sebuah room. Jadi ruang pusat untuk manajemen kinerjanya,” tutup Ghufron.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 5 Saham Pilihan Berpotensi Gaspol saat IHSG Uji 7.699
Next Post Barito Renewable Energy (BREN) Diganjar Peringkat idAA- Prospek Stabil

Member Login

or