Media Asuransi, JAKARTA – BPJS Kesehatan memprediksi sampai dengan akhir tahun 2024 kondisi aset bersih Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan masih positif. Walaupun terdapat prognosa dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah disetujui pemerintah, bahwa akan ada kondisi besaran biaya pelayanan kesehatan (manfaat) akan lebih besar dari penerimaan iuran.
“Perhitungan kami tahun 2024, prognosa aset bersih DJS Kesehatan pada akhir 2024 masih positif, sekitar lebih dari Rp32 triliun yang akan digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan yang diberikan fasilitas kesehatan kepada peserta. Tentu angka ini sangat dipengaruhi oleh akses pelayanan yang semakin terbuka dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan yang diberikan BPJS Kesehatan,” ujar Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah, dalam keterangan resmi, Senin, 18 November 2024.
|Baca juga: BPJS Kesehatan dan Bappenas Luncurkan Buku Tabel Morbiditas
Dia menjelaskan besarnya biaya pelayanan kesehatan ini dipengaruhi oleh peningkatan pemanfaatan JKN yang cukup tinggi. Pada 2023 BPJS Kesehatan melayani 1,7 juta layanan per hari kepada peserta jika diakumulasi dalam satu tahun sebanyak 606,7 juta pemanfaatan. Angka ini melonjak signifikan jika dilihat dari 2014 hanya sebesar 92,3 juta pemanfaatan per tahun atau 252 ribu pemanfaatan per hari.
Pada 2023, sebanyak 25 persen biaya layanan di tingkat lanjutan digunakan untuk membayar pelayanan kesehatan penyakit berbiaya katastropik. BPJS Kesehatan mengeluarkan Rp34,7 triliun untuk membayar pelayanan kesehatan 29,7 juta kasus penyakit berbiaya katastropik. Menurut Rizzky, hal ini seperti dua sisi mata uang bagi BPJS Kesehatan. Di satu sisi, makin banyak masyarakat yang tertolong karena dapat mengakses layanan kesehatan. Namun di sisi lain, beban biaya pelayanan kesehatan terus bertambah.
“Kami sampaikan apresiasi kepada masyarakat khususnya peserta yang kini semakin banyak yang memanfaatkan layanan Program JKN, hal ini menandakan bahwa kualitas layanan yang diberikan Program JKN sudah mendapat kepercayaan dari publik. Namun agar Program JKN ini dapat tetap dirasakan manfaatnya di masa mendatang perlu strategi dan upaya untuk menjaga keberlangsungannya termasuk kecukupan dana,” kata Rizzky.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News