Media Asuransi, JAKARTA – Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, menegaskan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan penting untuk ditingkatkan. Hal ini seiring dengan tren penyakit tidak menular (non-communicable diseases/NCD) yang terus meningkat tajam akibat perubahan gaya hidup ke arah pola hidup yang kurang baik.
Ghufron menjelaskan transformasi layanan kesehatan harus berjalan beriringan dengan transformasi pola pikir masyarakat dalam menjaga kesehatannya. Dia menyebut salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam mewujudkan masyarakat yang sehat melalui penguatan pendekatan promotif dan preventif serta kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan civitas academica.
|Baca juga:Dukcapil: Pemanfaatan NIK Terbesar oleh BPJS Kesehatan
“Kepedulian terhadap kesehatan harus dibangun sejak dini. BPJS Kesehatan tidak hanya hadir untuk membiayai pengobatan, tetapi juga mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap pencegahan. Investasi terbaik untuk masa depan bangsa adalah memastikan generasi mudanya tumbuh sehat,” ungkap Ghufron dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 23 April 2025.
Ghufron menjelaskan saat ini, jumlah penduduk Indonesia yang telah terdaftar dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencapai lebih dari 279, 6 juta jiwa atau setara 98,13 persen dari total penduduk. Artinya, hampir seluruh penduduk Indonesia telah terlindungi oleh jaminan kesehatan. Namun yang menjadi tantangan utama yang dihadapi adalah memastikan kualitas layanan kesehatan tetap optimal di tengah cakupan peserta yang sangat besar.
|Baca juga: Protes BPJS Kesehatan Dapat Digunakan Warga Asing, Legislator: Mereka Tidak Bayar Pajak!
“Kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kami, terutama dalam menjaga kualitas pelayanan agar tetap prima dan setara di seluruh wilayah Indonesia. Untuk menciptakan generasi emas, salah satu pendekatan utama yang harus diperkuat yaitu dengan menguatkan upaya promotif preventif melalui pemanfaatan skrining riwayat kesehatan,” lanjutnya.
Untuk itu, Ghufron juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk memanfaatkan fitur Skrining Riwayat Kesehatan yang terdapat dalam Aplikasi Mobile JKN, untuk mengetahui potensi risiko penyakit, sehingga dapat melakukan langkah pencegahan lebih dini. Bukan hanya itu, BPJS menggandeng kalangan akademisi untuk memperkuat literasi tentang Jaminan Kesehatan Nasional.
BPJS Kesehatan juga memberikan apresiasi atas kerja sama dengan 14 universitas, khususnya dalam Departemen Ilmu Kesehatan dalam pengembangan kurikulum Jaminan Kesehatan Nasional untuk mahasiswa kedokteran.
“Melalui kolaborasi ini, BPJS Kesehatan berharap semakin banyak elemen masyarakat yang memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan dan memahami peran strategis jaminan kesehatan dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera,” ujarnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News